"Tetapi busurnya tetap kokoh terpaut, dan tangan-tangannya menjadi kuat oleh tangan Yang Mahakuasa, oleh karena Tuhan di Betel. Dari sanalah ia menjadi gembala dan batu karang Israel."
Ilustrasi busur yang kokoh dan dukungan ilahi.
Ayat Kejadian 49:24 merupakan salah satu nubuat penting yang diucapkan oleh Yakub menjelang kematiannya kepada putra-putranya. Nubuat ini secara khusus menyoroti Yusuf dan keturunannya, menggambarkan kekuatan dan ketahanan yang luar biasa yang akan mereka miliki. Kata-kata ini bukan sekadar prediksi sederhana, melainkan sebuah gambaran simbolis tentang bagaimana kekuatan ilahi akan menopang mereka bahkan di tengah berbagai tantangan dan kesulitan.
Frasa "busurnya tetap kokoh terpaut" mengindikasikan sebuah keteguhan yang luar biasa. Busur adalah simbol kekuatan, perlindungan, dan kemampuan untuk menghadapi musuh. Bagi keturunan Yusuf, ini berarti mereka akan mampu bertahan, tidak mudah goyah oleh serangan atau godaan dunia. Keteguhan ini tidak berasal dari kekuatan mereka sendiri semata, melainkan dipertegas dalam bagian selanjutnya: "dan tangan-tangannya menjadi kuat oleh tangan Yang Mahakuasa". Ini adalah inti dari kekuatan mereka – dukungan dan penyertaan langsung dari Tuhan.
Hubungan dengan Yang Mahakuasa ini dikonfirmasi lebih lanjut dengan penyebutan "oleh karena Tuhan di Betel". Betel memiliki makna historis yang mendalam bagi Yakub; di sanalah ia mengalami perjumpaan ilahi yang signifikan dan mendirikan mezbah bagi Tuhan. Penyebutan tempat ini menggarisbawahi bahwa kekuatan yang dimiliki keturunan Yusuf berakar pada hubungan perjanjian mereka dengan Tuhan, sebuah kesetiaan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Implikasi dari kekuatan ilahi ini sangat besar. Nubuat ini melanjutkan, "Dari sanalah ia menjadi gembala dan batu karang Israel." Ini menunjukkan peran kepemimpinan dan stabilitas yang akan diemban oleh keturunan Yusuf. Sebagai "gembala", mereka akan memimpin, menjaga, dan membimbing umat Tuhan. Sebagai "batu karang", mereka akan menjadi sumber kekuatan, ketahanan, dan jangkar yang kokoh bagi seluruh bangsa Israel. Ini adalah gambaran yang luar biasa tentang pengaruh dan tanggung jawab yang akan diemban oleh garis keturunan ini.
Dalam konteks sejarah Israel, nubuat Kejadian 49:24 ini sering dikaitkan dengan dua suku yang berasal dari keturunan Yusuf, yaitu Efraim dan Manasye. Kedua suku ini memainkan peran penting dalam perjalanan Israel, baik dalam masa penjajahan maupun dalam pembentukan kerajaan. Kehebatan militer dan pengaruh politik mereka sering kali tercermin dalam narasi Kitab Suci. Namun, yang terpenting, ayat ini mengajarkan sebuah prinsip universal: bahwa kekuatan sejati, ketahanan yang langgeng, dan kemampuan untuk memimpin serta menjaga datang bukan dari sumber daya manusia semata, melainkan dari hubungan yang mendalam dengan Tuhan. Dukungan Ilahi adalah fondasi yang tidak tergoyahkan bagi setiap individu dan komunitas yang mengandalkannya. Nubuat ini memberikan harapan dan kepastian bahwa melalui kesetiaan kepada Tuhan, seseorang dapat menjadi "busur yang perkasa" dan "batu karang" bagi orang lain.