Kejadian 7: 20

"Serabelas hasta di atasnya naiklah air itu, sehingga tertutuplah gunung-gunung yang tinggi."

Simbol Air Bah AIR

Kisah Air Bah yang dicatat dalam Kitab Kejadian merupakan salah satu narasi paling dramatis dan transformatif dalam tradisi agama Samawi. Ayat 20 dari pasal ketujuh secara gamblang menggambarkan skala peristiwa luar biasa ini, menyampaikan bagaimana air bah melanda seluruh bumi, bahkan menutupi puncak-puncak gunung tertinggi sekalipun. Ini bukan sekadar hujan lebat biasa, melainkan sebuah peristiwa kosmik yang mengubah lanskap dunia secara fundamental.

Skala Kejadian yang Luar Biasa

Frasa "serabelas hasta di atasnya naiklah air itu" memberikan ukuran ketinggian yang mencengangkan. Jika kita mengasumsikan hasta merujuk pada hasta kerajaan Mesir kuno, yang kira-kira sepanjang 0,5 meter, maka ketinggian air bisa mencapai lebih dari lima meter di atas puncak gunung tertinggi. Hal ini menekankan ketidakmungkinan bagi kehidupan apapun untuk bertahan di luar bahtera Nuh. Setiap makhluk hidup yang tidak berada di dalam perlindungan yang telah Tuhan sediakan, musnah. Ini adalah gambaran penghakiman yang mutlak dan pembersihan total atas kejahatan yang telah merajalela di muka bumi.

Dampak dan Makna Teologis

Peristiwa ini bukan hanya tentang bencana alam, tetapi juga tentang intervensi ilahi. Tuhan, dalam kedaulatan-Nya, memilih untuk memurnikan dunia yang telah tercemar oleh dosa. Nuh, sebagai seorang yang benar di mata Tuhan, bersama keluarganya dan sepasang dari setiap jenis binatang, diselamatkan. Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam penghakiman terberat, selalu ada harapan bagi mereka yang taat dan percaya. Kisah ini mengajarkan tentang kekudusan Tuhan, keseriusan dosa, dan anugerah keselamatan yang diberikan kepada orang-orang pilihan.

Analogi dan Pembelajaran

Dari kejadian 7:20, kita dapat menarik pelajaran penting. Ketinggian air yang menutupi gunung mengindikasikan bahwa tidak ada tempat yang aman dari kuasa Tuhan, baik untuk penghakiman maupun untuk perlindungan. Bagi umat beriman, ini menjadi pengingat akan kuasa penyelamat Tuhan yang mampu mengangkat kita dari "banjir" kesulitan atau godaan dunia. Sebaliknya, bagi mereka yang mengabaikan peringatan ilahi, konsekuensinya bisa mengerikan. Cerita ini terus relevan sebagai simbol pembersihan dan permulaan baru, sekaligus peringatan tentang tanggung jawab moral dan spiritual kita di hadapan Sang Pencipta.

Penutup

Ayat ini, meskipun singkat, menyimpan makna yang sangat mendalam. Ia menjadi saksi bisu atas kuasa ilahi yang mahadahsyat dan janji penyelamatan yang abadi. Kejadian 7:20 mengingatkan kita bahwa dunia ini berada di bawah kendali Tuhan, dan bahwa ketaatan kepada-Nya akan selalu mendatangkan berkat dan perlindungan, bahkan di tengah badai kehidupan yang paling dahsyat sekalipun.