Keluaran 11:5

"Maka seluruh manusia yang ada di Mesir akan mati, mulai dari anak sulung Firaun yang duduk di atas takhtanya, sampai kepada anak sulung hamba perempuan yang bekerja di belakang batu kilangan, dan seluruh ternak yang anum."

Memahami Peristiwa Penting dalam Keluaran

Ayat Keluaran 11:5 merupakan bagian dari narasi dramatis mengenai sepuluh tulah yang ditimpakan Allah atas Mesir. Pada titik ini, bangsa Israel telah berada di bawah perbudakan di Mesir selama ratusan tahun. Upaya Musa dan Harun untuk membujuk Firaun agar membebaskan umat Allah terus ditolak, meskipun serangkaian tulah sebelumnya telah menunjukkan kekuasaan ilahi. Ayat ini secara spesifik merujuk pada tulah terakhir dan paling mengerikan, yaitu kematian setiap anak sulung di Mesir.

Tulah ini bukanlah sekadar bencana alam atau kejadian acak. Setiap tulah memiliki makna teologis yang mendalam, dirancang untuk menunjukkan bahwa Allah Israel adalah Tuhan yang berkuasa atas semua dewa Mesir, dan untuk mendesak Firaun agar melepaskan umat-Nya. Kematian anak sulung menjadi pukulan telak yang tidak hanya menyentuh individu, tetapi juga menghancurkan struktur keluarga dan warisan bangsa Mesir.

Momen Penentuan

Ilustrasi simbolis tentang momen penentuan dan perubahan besar.

Implikasi dan Makna Keluaran 11:5

Dalam konteks narasi, keluaran 11 5 menunjukkan bahwa tidak ada satu pun rumah tangga di Mesir yang luput dari tulah ini, baik bangsawan maupun rakyat jelata, bahkan termasuk ternak. Ini menegaskan keseriusan dan universalitas hukuman tersebut. Namun, penting untuk dicatat bahwa umat Allah, bangsa Israel, telah diberi instruksi untuk menandai kusen pintu rumah mereka dengan darah anak domba Paskah. Tanda ini akan menjadi penanda bagi malaikat maut untuk "melewati" rumah-rumah mereka. Peristiwa ini dikenal sebagai penetapan Paskah, sebuah peringatan tahunan yang terus dirayakan hingga kini.

Lebih dari sekadar cerita sejarah, Keluaran 11:5 dan seluruh rangkaian tulah membawa pesan yang relevan. Ini berbicara tentang keteguhan hati Firaun yang menyebabkan penderitaan besar, keadilan Allah yang tidak dapat diabaikan, dan kemurahan hati-Nya yang menyediakan jalan keluar bagi umat-Nya. Kejadian ini menjadi fondasi penting bagi identitas bangsa Israel sebagai umat yang ditebus dan diperjuangkan oleh Allah.

Bagi para pembaca modern, ayat ini dapat menjadi pengingat akan pentingnya mendengarkan suara kebenaran, menghindari kekerasan hati, dan mengenali kuasa yang lebih besar dari diri kita sendiri. Peristiwa ini juga menjadi gambaran awal tentang penebusan yang akan datang melalui pengorbanan Kristus, yang darah-Nya melindungi umat percaya dari murka ilahi. Memahami keluaran 11 5 memberikan perspektif yang lebih kaya tentang bagaimana Allah bekerja dalam sejarah, mengintervensi untuk kebebasan dan keselamatan umat-Nya, serta bagaimana peringatan Paskah menjadi simbol pengorbanan dan pembebasan yang monumental.

Kisah ini mengajarkan kita tentang konsekuensi dari penolakan terhadap kehendak ilahi dan kebaikan hati yang ditawarkan oleh Tuhan. Dengan memahami konteks dan makna yang lebih dalam dari keluaran 11 5, kita dapat menarik pelajaran berharga yang tetap relevan bagi kehidupan spiritual dan moral kita di masa kini.