Keluaran 16 10

"Sesudah itu berkatalah Musa kepada seluruh orang Israel: "Pada petang hari ini kamu akan mengetahui, bahwa Tuhan yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir."

Simbol makanan surgawi dan awan kemuliaan Tuhan

Keluaran 16:10 adalah bagian penting dari narasi keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Ayat ini menandai sebuah momen krusial ketika Musa, atas perintah Tuhan, menyatakan kedatangan-Nya yang akan diperlihatkan kepada seluruh umat-Nya. Peristiwa ini menjadi pendahuluan bagi turunnya manna dari langit, sebuah mukjizat makanan yang secara ajaib menopang kehidupan ribuan orang Israel selama perjalanan mereka di padang gurun yang tandus.

Setelah berbulan-bulan meninggalkan tanah Mesir, persediaan makanan bangsa Israel mulai menipis. Ketidakpuasan dan keluhan pun mulai terdengar, merindukan kondisi di Mesir meskipun itu adalah perbudakan. Di tengah keputusasaan ini, Tuhan mendengar keluhan mereka. Ayat ini bukan sekadar ucapan biasa, melainkan janji akan manifestasi ilahi yang akan meyakinkan mereka tentang hadirat dan kuasa pemeliharaan Tuhan. Pernyataan "pada petang hari ini kamu akan mengetahui" menyiratkan bahwa suatu tanda yang nyata akan segera terjadi, bukan hanya pada masa depan tetapi pada hari itu juga.

Petang hari dalam tradisi Yahudi seringkali merujuk pada waktu setelah matahari terbenam, sebuah waktu yang penuh dengan misteri dan antisipasi. Dan benar saja, ketika malam tiba, seluruh perkemahan Israel diselimuti oleh kehadiran Tuhan yang terlihat dalam bentuk awan kemuliaan. Namun, mukjizat sesungguhnya datang di pagi hari ketika mereka menemukan butiran-butiran kecil seperti embun beku di permukaan tanah gurun. Inilah yang kemudian dikenal sebagai manna.

Keluaran 16:10 menjadi penanda transisi dari keraguan dan keluhan menuju keyakinan dan ketergantungan total kepada Tuhan. Manna yang diberikan bukan hanya sekadar makanan; ia adalah simbol kebaikan dan kasih karunia Tuhan yang terus-menerus. Kisah ini mengajarkan kita bahwa di tengah situasi yang paling sulit sekalipun, Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Ia menyediakan kebutuhan mereka dengan cara yang melampaui pemahaman manusia, seringkali ketika mereka merasa paling putus asa.

Lebih dari itu, mukjizat manna mengajarkan tentang ketaatan dan aturan. Tuhan menetapkan cara mengumpulkan manna, berapa banyak yang boleh dikumpulkan, dan apa yang terjadi jika ada yang mencoba menyimpannya lebih dari yang seharusnya. Ini menunjukkan bahwa pemeliharaan Tuhan datang dengan instruksi dan harapan akan respons yang benar dari umat-Nya. Keluaran 16:10, bersama dengan peristiwa manna yang mengikutinya, adalah pengingat abadi akan keadilan ilahi, kesetiaan Tuhan, dan bagaimana Ia memenuhi janji-Nya kepada mereka yang mencari-Nya, bahkan di padang gurun kehidupan. Ini adalah kisah tentang bagaimana Tuhan menunjukkan diri-Nya sebagai pemelihara yang sejati, mengubah keputusasaan menjadi harapan dan keluhan menjadi syukur.