Keluaran 22:28 - Hormati Penguasa dan Hukum

“Janganlah engkau mengutuk orang berkuasa di antara bangsamu.”

Firman Tuhan dalam Kitab Keluaran 22:28 merupakan sebuah perintah yang sangat fundamental mengenai bagaimana umat beriman seharusnya bersikap terhadap otoritas yang sah. Ayat ini, meskipun singkat, menyimpan makna mendalam tentang pentingnya menghormati para pemimpin dan pemerintah yang telah ditetapkan. Dalam konteks masyarakat Israel kuno, perintah ini berlaku untuk para hakim, tua-tua, dan siapa pun yang memegang posisi kekuasaan serta menegakkan hukum di antara umat Allah. Konsep menghormati otoritas ini tidak hanya bersifat superfisial, tetapi mencerminkan pengakuan terhadap tatanan ilahi yang menempatkan orang-orang tersebut untuk menjaga kedamaian, keadilan, dan ketertiban.

Simbol keadilan dan otoritas yang tenang

Dalam kehidupan modern, perintah ini tetap relevang. Terlepas dari latar belakang keyakinan kita, menghormati pemerintah dan hukum adalah pilar penting untuk masyarakat yang berfungsi. Ini berarti tidak menyebarkan fitnah, tidak menghina secara sembarangan, dan mendukung upaya penegakan hukum yang adil. Ayat Keluaran 22:28 tidak serta-merta berarti kita harus tunduk tanpa syarat pada setiap perintah yang diberikan, terutama jika bertentangan dengan prinsip moral yang lebih tinggi atau hukum ilahi. Namun, ia mendorong kita untuk mendekati kritik dan ketidaksetujuan dengan cara yang terhormat dan konstruktif, bukan dengan cara yang merusak tatanan sosial.

Penghormatan terhadap penguasa juga mencakup partisipasi sipil yang bertanggung jawab. Ini bisa berarti memberikan suara dalam pemilihan umum, memahami proses legislatif, dan berpartisipasi dalam diskusi publik dengan bijak. Ketika kita menghormati para pemimpin kita, kita secara implisit menghormati sistem yang mereka wakili, dan pada akhirnya, kita berkontribusi pada stabilitas dan kemajuan komunitas kita. Menghina atau mengutuk mereka secara sembarangan hanya akan menciptakan perpecahan dan ketidakpercayaan, yang hanya merugikan semua pihak.

Terdapat perbedaan penting antara menghormati otoritas dan menyetujui setiap tindakan mereka. Kitab Suci sendiri seringkali mencatat para nabi dan tokoh-tokoh iman yang berani menegur penguasa yang berbuat salah. Namun, cara mereka melakukannya seringkali penuh hikmat dan dilandasi oleh kerinduan akan kebenaran dan keadilan, bukan sekadar kebencian atau keinginan untuk menjatuhkan. Perintah dalam Keluaran 22:28 adalah undangan untuk menjaga sikap hormat, yang merupakan fondasi bagi komunikasi yang lebih efektif dan solusi yang lebih baik, bahkan ketika ada perbedaan pendapat.

Oleh karena itu, marilah kita renungkan pentingnya ayat ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menghadapi berita, diskusi politik, atau interaksi dengan pihak berwenang, kita diingatkan untuk selalu menjaga sikap hormat. Menghormati penguasa bukan berarti tidak kritis, tetapi menunda penghakiman yang tergesa-gesa dan memilih cara penyampaian yang membangun. Ayat Keluaran 22:28 mengajarkan kita bahwa kehormatan yang diberikan kepada penguasa adalah cerminan dari integritas pribadi kita dan kontribusi kita terhadap keharmonisan sosial.