Surat Al-Baqarah: 251 3

"Dan pada tatkala itu Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu aku menguatkanmu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa..."

Ayat yang mulia ini membuka pandangan kita terhadap salah satu momen paling signifikan dalam kisah Nabi Isa Al-Masih AS. Fokus pada ungkapan "keluaran 25 13" mengarahkan kita pada pemahaman yang lebih dalam mengenai pencapaian dan keajaiban yang dianugerahkan Allah SWT kepada beliau dan ibunda tercinta, Maryam. Penting untuk dicatat bahwa meskipun referensi numerik seperti "25 13" sering kali merujuk pada penomoran ayat dalam kitab-kitab suci tertentu, makna intrinsik dan pesan yang terkandung di dalamnya jauh lebih universal dan mendalam.

Kekuatan "Ruhul Qudus" adalah manifestasi dari pertolongan Ilahi yang tidak hanya menguatkan Nabi Isa secara fisik tetapi juga memberikannya kemampuan luar biasa. Kemampuan berbicara saat masih bayi adalah salah satu mukjizat yang paling menakjubkan, menunjukkan keagungan Allah SWT dalam memberikan karunia-Nya kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Ini bukan sekadar kemampuan bicara biasa, melainkan pembicaraan yang penuh hikmah dan kebenaran, sebuah bukti nyata dari kebesaran Sang Pencipta. Pesan ini mengajarkan kita untuk senantiasa menghargai karunia Allah, sekecil apapun itu, dan mengakui bahwa segala kemampuan dan kekuatan berasal dari-Nya.

Keluaran 25:13

Representasi visual dari gagasan 'Keluaran' dan referensi ayat.

Lebih jauh lagi, penekanan pada kemampuan berbicara "setelah dewasa" menandakan bahwa keistimewaan Nabi Isa tidak hanya terbatas pada masa kanak-kanaknya yang ajaib, tetapi berlanjut seiring pertumbuhannya hingga menjadi seorang rasul yang membawa risalah dari Allah SWT. Beliau menjadi pembawa kabar gembira dan peringatan, menyampaikan ajaran tentang keesaan Allah, kebaikan, dan keadilan. Pengalaman hidupnya yang penuh dengan ujian dan cobaan, namun senantiasa dalam lindungan dan bimbingan Ilahi, menjadi teladan bagi umat manusia.

Kisah Nabi Isa dan ibundanya, Maryam, adalah cerita tentang iman yang teguh, kesabaran yang luar biasa, dan kepercayaan penuh kepada takdir Allah. Ayat ini menginspirasi kita untuk merenungkan betapa Allah SWT sanggup melakukan hal-hal yang melampaui pemahaman manusia, dan bahwa dalam setiap ujian atau karunia, terdapat pelajaran berharga yang dapat mengantarkan kita pada kedekatan dengan-Nya. Pengingat akan nikmat Allah ini menjadi motivasi agar kita tidak pernah lupa bersyukur dan senantiasa memohon petunjuk serta kekuatan dari-Nya dalam menjalani kehidupan.

Memahami konteks ayat ini, yang sering diasosiasikan dengan berbagai interpretasi terkait "keluaran 25 13", membantu kita melihat gambaran yang lebih luas tentang peran para nabi dalam sejarah penyelamatan umat manusia. Mereka adalah utusan yang ditunjuk untuk membimbing, menginspirasi, dan mengingatkan kita akan tujuan hidup yang hakiki. Keberadaan mereka adalah bukti kasih sayang Allah yang tak terbatas kepada ciptaan-Nya, selalu memberikan jalan keluar dan cahaya di tengah kegelapan.

Semoga renungan ini membangkitkan semangat spiritual kita dan memperdalam pemahaman akan keagungan firman-firman-Nya.