"dan TUHAN berbicara kepada Musa, demikian: "Ambillah daripada orang Israel persembahan khusus; dari setiap orang yang didorong hatinya, kamu boleh mengambil persembahan khusus dari mereka."
Ayat Keluaran 36:26 membuka sebuah kisah yang menyentuh hati tentang bagaimana umat Israel merespons panggilan Tuhan untuk membangun Kemah Suci. Frasa kunci di sini adalah "dari setiap orang yang didorong hatinya". Ini bukan perintah keras, melainkan sebuah undangan yang berakar pada keikhlasan dan kerelaan. Tuhan tidak meminta secara paksa, melainkan mencari hati yang bersedia memberikan apa yang dimilikinya, yang diilhami oleh kasih dan ketaatan.
Keluaran 36:26 ini mengajarkan kita pelajaran berharga tentang sifat persembahan yang sesungguhnya. Ini bukan sekadar tentang kuantitas atau kualitas materi yang diberikan, tetapi lebih kepada motivasi di baliknya. Ketika hati seseorang tergerak oleh kasih kepada Tuhan dan keinginan untuk memuliakan-Nya, persembahan sekecil apa pun akan menjadi berharga di mata-Nya. Ayat ini menjadi pengingat bahwa ibadah sejati datang dari lubuk hati yang paling dalam, bukan dari kewajiban semata.
Penting untuk dipahami bahwa "didorong hatinya" mengimplikasikan adanya hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan. Ketika seseorang merasakan kehadiran dan kasih Tuhan secara nyata, respon alami adalah keinginan untuk memberi kembali. Inilah yang terjadi pada orang Israel pada masa itu. Mereka telah mengalami pembebasan ajaib dari Mesir, melihat tanda-tanda dan keajaiban Tuhan secara langsung. Pengalaman-pengalaman inilah yang menanamkan rasa syukur dan dorongan untuk berkontribusi dalam pembangunan rumah Tuhan.
Dalam konteks masa kini, Keluaran 36:26 tetap relevan. Setiap orang memiliki kesempatan untuk memberikan persembahan, baik dalam bentuk materi, waktu, talenta, maupun doa. Kuncinya adalah bagaimana hati kita merespons panggilan Tuhan. Apakah kita memberikan dengan berat hati, sekadar menggugurkan kewajiban, ataukah kita memberikan dengan sukacita, karena didorong oleh kasih dan kesadaran akan kebaikan Tuhan? Persembahan yang tulus akan selalu diperhitungkan dan diberkati.
Kisah pembangunan Kemah Suci ini juga menunjukkan keindahan kebersamaan dalam iman. Ketika setiap individu memberikan apa yang mereka mampu, hasil akhirnya adalah sebuah karya agung yang melampaui kemampuan satu orang saja. Keluaran 36:26 mengajarkan bahwa sumbangan dari hati yang tulus, sekecil apapun, memiliki peran penting dalam mewujudkan rencana Tuhan yang lebih besar. Mari kita selalu bertanya pada diri sendiri: apa yang mendorong hati saya untuk memberi hari ini?