Keluaran 38:3

"Juga ia membuat semua perkakas mezbah korban bakaran itu dari tembaga, meliputi lubang-lubangnya, dan pancinya, dan mangkuknya, dan kelakarnya, dan kemenyan-kemenyannya."

Simbol persembahan dan wadah tembaga

Ilustrasi simbolik persembahan dan perkakas tembaga.

Ayat Keluaran 38:3 menggarisbawahi pentingnya ketelitian dan keahlian dalam setiap detail pekerjaan yang dipersembahkan kepada Tuhan. Dalam konteks pembangunan Kemah Suci, seluruh perabot dan perkakas, termasuk mezbah korban bakaran, dibuat dengan standar kualitas tertinggi. Tembaga, sebagai material utama untuk mezbah dan perlengkapannya, dipilih karena daya tahan dan sifatnya yang cocok untuk menahan panas api pengorbanan.

Perintah untuk membuat perkakas ini tidak hanya sekadar urusan fungsional, melainkan sebuah ibadah. Setiap lekukan, setiap lubang, setiap panci, dan setiap kelakar tembaga harus dikerjakan dengan kesempurnaan. Ini mengajarkan kita bahwa dalam segala aspek kehidupan, terutama yang berkaitan dengan pelayanan dan pengabdian kepada Sang Pencipta, tidak ada tempat untuk kemalasan atau kelalaian. Kualitas pekerjaan mencerminkan kesungguhan hati dan rasa hormat kita.

Lebih dari sekadar material fisik, pembuatan perkakas mezbah ini menyiratkan kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan khusus. Tuhan tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga melengkapi orang-orang yang dipilih-Nya dengan hikmat dan kemampuan untuk melaksanakan tugas tersebut. Bezaleel dan Oholiab, yang disebutkan dalam pasal sebelumnya, adalah contoh nyata dari individu yang diberkati dengan keahlian ilahi untuk mengerjakan seni dan kerajinan yang diperlukan untuk Kemah Suci. Ini menunjukkan bahwa Tuhan menghargai dan menggunakan bakat serta keahlian yang Dia berikan.

Dalam dunia modern, relevansi ayat ini tetaplah kuat. Ketika kita terlibat dalam berbagai bentuk pelayanan gereja, pengabdian masyarakat, atau bahkan pekerjaan profesional kita sehari-hari, kita dipanggil untuk melakukannya dengan standar keunggulan. Ketelitian, keahlian, dan kesungguhan hati dalam pekerjaan kita menjadi cara kita memuliakan Tuhan. Sebagaimana perkakas tembaga yang dibuat dengan cermat untuk Kemah Suci, setiap tindakan kita yang dilandasi oleh kasih dan kerinduan untuk menyenangkan Tuhan adalah bentuk persembahan yang berharga.

Tembaga yang digunakan untuk mezbah korban bakaran juga memiliki makna simbolis. Tembaga sering dikaitkan dengan pemurnian dan pengadilan. Dalam konteks korban bakaran, ini mengingatkan kita pada pengorbanan Kristus yang sempurna, yang melalui-Nya kita dibersihkan dari dosa dan diperdamaikan dengan Tuhan. Detail dalam pembuatan perkakas ini, seperti yang tercantum dalam Keluaran 38:3, adalah pengingat akan ketelitian ilahi dalam rencana penebusan-Nya, di mana setiap elemen memiliki tujuan dan makna yang mendalam.

Oleh karena itu, mari kita renungkan bagaimana kita menerapkan prinsip-prinsip ini dalam hidup kita. Apakah kita mengerjakan segala sesuatu dengan hati yang tulus dan penuh keahlian, seolah-olah kita mengerjakannya untuk Tuhan? Dengan demikian, pekerjaan kita akan menjadi lebih dari sekadar tugas, melainkan sebuah ungkapan iman yang indah dan memuliakan nama-Nya.