Kitab Keluaran adalah salah satu kitab paling penting dalam Perjanjian Lama, menceritakan kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan pembentukan mereka menjadi umat Allah. Salah satu bagian terperinci dalam kitab ini adalah deskripsi mengenai pembangunan Tabernakel, tempat ibadah bergerak yang menjadi pusat penyembahan dan kehadiran Allah di tengah umat-Nya selama pengembaraan mereka di padang gurun. Ayub 38:9, seperti yang kita baca, memberikan detail spesifik mengenai pembangunan pelataran Tabernakel, khususnya pada sisi selatan.
Deskripsi ini mungkin tampak sangat teknis, namun setiap detail memiliki makna spiritual yang mendalam. "Bendera-bendera dari lenan halus yang dipintal" yang membentuk sisi selatan pelataran menunjukkan kemurnian dan keindahan. Lenan halus adalah bahan yang mahal dan berkualitas tinggi, sering dikaitkan dengan pakaian imam dan barang-barang kudus. Panjang seratus hasta serta jumlah tiang penyangga (dua puluh) dan kaki tiang penyangganya (juga dua puluh) yang terbuat dari tembaga, melambangkan fondasi yang kuat dan kokoh untuk struktur suci ini. Tembaga sendiri memiliki makna simbolis dalam Alkitab, seringkali dikaitkan dengan pengorbanan dan pemurnian. Kait-kait tiang dan ikat-ikatnya yang terbuat dari perak melengkapi gambaran keteraturan dan keanggunan.
Keluaran 38:9 dan Maknanya
Fokus pada keluaran 38 9 ini membawa kita pada apresiasi terhadap ketelitian yang ditunjukkan oleh Musa dan para pengrajin di bawah arahan ilahi. Pembangunan Tabernakel bukanlah sekadar proyek arsitektur biasa; ini adalah respons ketaatan terhadap perintah Allah, sebuah manifestasi fisik dari perjanjian-Nya dengan umat-Nya. Pelataran, sebagai bagian terluar dari Tabernakel, adalah area di mana umat Israel akan berkumpul, mempersembahkan korban, dan berinteraksi dengan Tuhan.
Keindahan dan kerapian yang digambarkan dalam ayat ini mencerminkan karakter Allah sendiri: tertib, mulia, dan suci. Penggunaan bahan-bahan berkualitas seperti lenan halus dan perak, serta fondasi tembaga yang kuat, semuanya berbicara tentang kesempurnaan dan keagungan-Nya. Detail mengenai ukuran dan material menunjukkan bahwa tidak ada aspek dari penyembahan kepada Allah yang boleh dianggap remeh. Semuanya harus dilakukan dengan kesungguhan dan hormat.
Keluaran 38:9 memberikan kita pandangan sekilas tentang bagaimana umat Allah pada masa itu membangun tempat untuk pertemuan mereka dengan Sang Ilahi. Ini adalah pengingat bahwa penyembahan yang sejati melibatkan hati yang tulus, ketaatan pada perintah-Nya, dan apresiasi terhadap keindahan serta keteraturan yang mencerminkan keagungan-Nya. Bahkan dalam detail terkecil pun, kita dapat melihat tanda-tanda kasih dan rencana Allah bagi umat-Nya. Pelataran Tabernakel, dengan segala keindahannya, adalah tempat di mana umat Israel dapat mendekat kepada Allah, sebuah gambaran awal dari hubungan yang lebih dalam yang akan datang.