Kisah Rasul 15:7 - Pertanyaan Penting Iman

"Sesudah berlangsung debat yang seru, bangkitlah Petrus lalu berkata: 'Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa beberapa waktu lalu Allah memilih aku dari antara kamu untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, supaya mereka juga percaya.'"

Kisah Para Rasul pasal 15 memuat salah satu momen paling krusial dalam sejarah gereja mula-mula. Di tengah berkembangnya ajaran yang mengharuskan orang non-Yahudi disunat sebelum menjadi Kristen, timbullah perdebatan sengit. Ayat 7, yang dibacakan oleh Rasul Petrus, menjadi titik tolak penting dalam diskusi tersebut. Petrus, yang memiliki pengalaman langsung memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, bersaksi tentang cara kerja Allah yang tak terbatas pada batasan etnis atau tradisi.

Debat yang digambarkan dalam pasal ini bukanlah sekadar perbedaan pendapat, melainkan pertarungan ideologi yang berpotensi memecah belah kesatuan gereja. Di satu sisi, ada kelompok Yahudi Kristen yang teguh berpegang pada Taurat Musa, termasuk kewajiban sunat sebagai tanda perjanjian. Mereka meyakini bahwa keselamatan hanya dapat dicapai melalui ketaatan pada hukum Yahudi. Di sisi lain, para rasul dan penatua menyadari bahwa anugerah keselamatan datang melalui iman kepada Yesus Kristus, terlepas dari kewajiban sunat.

Petrus memulai argumennya dengan mengingatkan hadirin akan pengalamannya sendiri. Allah, dalam kedaulatan-Nya, memilih dirinya untuk menjangkau Kornelius dan rumah tangganya, yang adalah orang bukan Yahudi. Pengalaman ini bukanlah kebetulan, melainkan manifestasi kehendak ilahi. Petrus menyaksikan secara langsung bagaimana Roh Kudus dicurahkan kepada mereka, bahkan sebelum mereka disunat. Hal ini menunjukkan bahwa Allah menerima mereka sepenuhnya, bukan karena kepatuhan mereka pada ritual sunat, tetapi karena iman mereka kepada Kristus. Ini adalah bukti nyata bahwa keselamatan melampaui batas-batas kewajiban hukum formal.

Kesaksian Petrus ini sangat berbobot. Ia adalah salah satu dari dua belas rasul utama, yang memiliki otoritas dan pengakuan dari jemaat di Yerusalem. Pengalamannya dengan Kornelius telah memberikan landasan kuat untuk meyakinkan banyak orang bahwa Allah sedang membuka jalan keselamatan bagi semua bangsa. Kata-kata Petrus bukan sekadar pendapat pribadi, tetapi kesaksian yang dikuatkan oleh pengalaman rohani dan tindakan nyata Allah.

Pertanyaan yang diajukan oleh ayat ini adalah esensial: apakah iman saja cukup untuk keselamatan, ataukah perlu ada tambahan ritual atau hukum yang harus dipenuhi? Kisah Para Rasul 15:7 dan konteks sekitarnya dengan jelas menjawab bahwa Allah bekerja melalui iman. Pengalaman Petrus menjadi ilustrasi penting bahwa hati yang tulus beriman kepada Kristus adalah syarat utama, dan Roh Kudus bekerja aktif dalam kehidupan orang-orang yang percaya, tanpa memandang latar belakang mereka.

Momen di pasal 15 ini menjadi fondasi penting bagi perluasan Injil ke seluruh dunia. Dengan keputusan yang akhirnya diambil di Yerusalem, gereja menegaskan bahwa pesan Kristus adalah untuk semua orang. Kebijakan yang dihasilkan, yang menekankan pemisahan diri dari berhala, percabulan, daging yang dicekik, dan darah, merupakan persyaratan praktis yang tidak membebani bangsa-bangsa lain dengan hukum sunat. Ini memungkinkan Injil menyebar lebih luas dan menjadi berkat bagi berbagai suku bangsa dan budaya.