"Tetapi kami berlayar meninggalkan Filipi sesudah hari roti tidak beragi, dan dalam lima hari kami sampai kepada mereka di Troas, di mana kami tinggal tujuh hari lamanya."
Ayat ini dari Kitab Kisah Para Rasul memberikan kita sekilas pandang terhadap perjalanan apostolik yang penuh dedikasi dan tantangan. Di tengah kesibukan pelayanan para rasul, mereka selalu berusaha untuk menyebarkan Injil Kristus ke berbagai penjuru dunia. Kisah Rasul 20:6 menjadi penanda geografis dan kronologis sebuah pelayaran yang krusial, yang membawa para pelayan Tuhan dari Filipi menuju Troas. Perjalanan ini bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan bagian dari misi yang lebih besar untuk menguatkan gereja-gereja yang baru berdiri dan memperkenalkan kabar baik kepada mereka yang belum mendengarnya.
Menariknya, penyebutan "sesudah hari roti tidak beragi" mengaitkan perjalanan ini dengan salah satu perayaan penting dalam tradisi Yahudi, yaitu Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi. Hal ini menunjukkan bagaimana para rasul tetap menghormati dan berintegrasi dengan adat istiadat serta kalender keagamaan pada masa itu, sambil tetap fokus pada tugas spiritual mereka. Ketaatan pada waktu dan tradisi ini, bersamaan dengan keberanian untuk melakukan perjalanan lintas wilayah, mencerminkan keseimbangan yang mereka pegang teguh.
Setibanya di Troas, mereka tidak berdiam diri. Tujuh hari yang mereka habiskan di sana adalah waktu yang berharga. Dalam konteks pelayanan para rasul, waktu seperti ini biasanya dimanfaatkan untuk mengajar, berkhotbah, memuridkan, dan memperlengkapi para pemimpin jemaat lokal. Troas, sebagai sebuah kota pelabuhan yang strategis, kemungkinan menjadi pusat penting untuk penyebaran Injil lebih lanjut. Keberadaan mereka selama seminggu penuh menandakan adanya aktivitas rohani yang intensif, di mana mereka mungkin mendirikan atau menguatkan persekutuan orang percaya di sana, serta mempersiapkan diri untuk perjalanan berikutnya.
Kisah ini mengajarkan kita tentang ketekunan dan kesabaran dalam pelayanan. Para rasul tidak mengenal lelah, menghadapi berbagai rintangan, termasuk perjalanan laut yang mungkin penuh ketidakpastian pada zaman itu. Namun, fokus mereka tetap teguh pada Kristus dan amanat-Nya. Perjalanan dari Filipi ke Troas ini, walau hanya diceritakan singkat, adalah bukti nyata dari iman yang aktif, kesediaan untuk melayani di mana pun mereka dipanggil, dan kemampuan untuk mengorganisir waktu serta sumber daya demi kemuliaan nama Tuhan. Kisah ini terus menginspirasi kita untuk memberikan yang terbaik dalam panggilan hidup kita, dengan semangat yang sama seperti para rasul yang gagah berani.