Alt text: Ilustrasi cahaya terang dan tanda tanya, melambangkan pengalaman spiritual yang unik.
Kisah Rasul 22:9 mencatat sebuah momen krusial dalam kehidupan Rasul Paulus (saat itu masih bernama Saulus). Peristiwa ini terjadi dalam perjalanan menuju Damsyik, ketika ia berencana untuk menganiaya lebih banyak pengikut Kristus. Di tengah jalan, sebuah cahaya yang luar biasa terang dari langit menyelimuti dirinya, begitu terang sehingga membuatnya jatuh ke tanah.
Ayat ini memberikan sebuah detail penting yang seringkali luput dari perhatian. Ia tidak hanya menceritakan pengalaman Saulus sendiri, tetapi juga memberikan perspektif dari orang-orang yang menyertainya. Dikatakan bahwa "orang-orang yang bersama dengan aku, melihat cahaya itu". Ini menunjukkan bahwa fenomena cahaya tersebut nyata dan dapat diamati oleh orang lain. Cahaya ini bukan sekadar ilusi atau pengalaman internal Saulus semata. Ia memiliki kekuatan untuk mengubah persepsi dan kesadaran siapa pun yang terpapar dengannya.
Namun, ada perbedaan signifikan dalam pengalaman mereka. Sementara mereka melihat cahaya yang membutakan, mereka tidak mendengar suara yang berbicara kepada Saulus. Hal ini menyoroti sifat personal dan spesifik dari wahyu yang diterima Saulus. Cahaya itu berfungsi sebagai pemandu awal, tetapi pesan ilahi yang mengubah hidupnya disampaikan melalui suara yang hanya bisa didengar olehnya. Hal ini menekankan bahwa pengalaman iman seringkali bersifat pribadi, meskipun bukti keberadaannya bisa dibagikan.
Peristiwa ini menandai titik balik dalam kehidupan Saulus. Cahaya terang yang dilihatnya adalah manifestasi ilahi yang menghentikan pengejaran brutalnya terhadap gereja. Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa hanya Saulus yang mendengar suara tersebut? Ini bisa diinterpretasikan sebagai panggilan khusus, tugas misionaris yang akan ia emban di kemudian hari. Tuhan memilih momen ini untuk "menyapanya" secara pribadi, membalikkan jalannya dari penganiaya menjadi salah satu misionaris terbesar dalam sejarah Kekristenan.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa pengalaman spiritual dapat bervariasi. Ada aspek yang bisa dibagikan dan menjadi saksi bagi orang lain, seperti cahaya yang terlihat. Namun, ada juga aspek yang sangat personal, sebuah dialog intim antara individu dengan Sang Pencipta, seperti suara yang hanya terdengar oleh telinga rohani. Pengalaman Saulus menjadi bukti bahwa perjumpaan dengan Tuhan seringkali datang dalam cara yang tak terduga, menyilaukan, dan menginspirasi perubahan mendalam yang hanya dapat dipahami sepenuhnya oleh orang yang mengalaminya, meskipun dampaknya terlihat oleh semua.