Kisah Rasul 25:10 - Paulus Membela Diri di Hadapan Festus

"Tetapi jawab Paulus: "Aku berdiri di hadapan mahkamah Kaisar, di situlah aku harus dihakimi; aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi, sama seperti engkau sendiri ketahui dengan sebaik-baiknya."
P Y R

Kisah Para Rasul pasal 25 menyajikan momen krusial dalam kehidupan Rasul Paulus, yaitu ketika ia kembali dihadapkan pada pengadilan. Setelah dua tahun ditahan di Kaisarea di bawah pemerintahan Gubernur Felix, situasi politik berubah dengan datangnya Gubernur baru, Porcius Festus. Festus, sebagai wakil kekaisaran Romawi yang baru, berkepentingan untuk menunjukkan kemampuannya dan menyelesaikan masalah yang tertunda, termasuk kasus Paulus.

Para pemimpin Yahudi yang tidak pernah berhenti mencari cara untuk menjatuhkan Paulus, memanfaatkan pergantian gubernur ini untuk mengajukan tuntutan mereka kembali. Mereka berulang kali meminta Festus agar Paulus dibawa ke Yerusalem untuk diadili di sana. Namun, permintaan ini bukanlah permintaan yang tulus untuk keadilan. Sebaliknya, mereka merencanakan sebuah jebakan untuk membunuh Paulus dalam perjalanan.

Festus, yang lebih bijaksana daripada Felix, menolak permintaan tersebut dan memutuskan untuk mengadili Paulus di Kaisarea. Di sinilah kita menemukan perkataan Paulus yang monumental dalam ayat 25:10. Ketika Festus bertanya kepada Paulus apakah ia bersedia dibawa ke Yerusalem untuk diadili di hadapan para pemimpin Yahudi, Paulus memberikan jawaban yang tegas dan berprinsip.

Paulus menyatakan, "Aku berdiri di hadapan mahkamah Kaisar, di situlah aku harus dihakimi." Pernyataan ini menunjukkan pemahaman Paulus tentang hak-haknya sebagai warga negara Romawi. Ia telah mengajukan banding kepada Kaisar, dan menurut hukum Romawi, banding tersebut berarti kasusnya harus diadili di hadapan pengadilan tertinggi di Roma. Ia tidak ingin diserahkan kepada musuh-musuhnya yang berniat membunuhnya tanpa proses hukum yang adil.

Lebih lanjut, Paulus menegaskan, "aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi, sama seperti engkau sendiri ketahui dengan sebaik-baiknya." Ini adalah pembelaan diri yang kuat. Paulus mengklaim bahwa ia telah menjalankan hidupnya sesuai dengan hukum Taurat dan tidak melakukan pelanggaran apapun yang dapat dihukum oleh hukum Yahudi maupun hukum Romawi. Ia bahkan menantang Festus sendiri untuk mengakui kebenaran klaimnya, karena Festus pasti telah mendengar berbagai kesaksian dan bukti selama persidangan sebelumnya.

Ayat ini tidak hanya menunjukkan keberanian dan keteguhan Paulus dalam menghadapi tuduhan palsu, tetapi juga kebijaksanaannya dalam memanfaatkan sistem hukum Romawi demi keselamatannya dan penyebaran Injil. Paulus tidak takut untuk membela dirinya, dan ia melakukannya dengan penuh rasa hormat namun juga dengan tegas. Ia mengerti bahwa kehadirannya di hadapan pengadilan Kaisar adalah kesempatan untuk bersaksi tentang Kristus di hadapan orang-orang yang berkuasa. Perkataannya di hadapan Festus ini menjadi fondasi bagi persidangan berikutnya di hadapan Raja Agripa, di mana Paulus kembali memberikan kesaksian yang luar biasa tentang imannya.