Kisah Rasul 5:13 & Kekuatan Ketakutan yang Dihormati

"Dan dari orang-orang lain seorang pun tidak berani menggabungkan diri dengan mereka, tetapi rakyat menghormati mereka." (Kisah Para Rasul 5:13)
i

Kisah Para Rasul pasal 5 mencatat sebuah momen penting dalam perkembangan awal gereja Kristen. Setelah peristiwa Ananias dan Safira, terlihat sebuah perubahan signifikan dalam dampak keberadaan para rasul di tengah masyarakat Yerusalem. Ayat 13 menjadi saksi bisu atas pengaruh kuat yang mereka miliki, bukan semata karena karisma pribadi, melainkan karena perpaduan antara otoritas ilahi dan respons manusia.

Ayat ini menyatakan, "Dan dari orang-orang lain seorang pun tidak berani menggabungkan diri dengan mereka, tetapi rakyat menghormati mereka." Pernyataan ini menyiratkan dua dampak yang berbeda namun saling terkait. Pertama, ada semacam "jarak" yang tercipta antara para rasul dan masyarakat luas. Ini bukanlah jarak yang disebabkan oleh arogansi atau penolakan, melainkan sebuah kesadaran akan kekudusan dan kuasa yang bekerja melalui para rasul. Ketakutan yang mereka rasakan bukanlah ketakutan yang melumpuhkan, melainkan ketakutan yang menuntun pada penghormatan mendalam, semacam awe atau kekaguman yang disertai kesadaran akan hal yang transenden.

Kejadian Ananias dan Safira, di mana pasangan suami istri ini dihukum mati karena berdusta kepada Roh Kudus mengenai hasil penjualan tanah mereka, tentu menimbulkan goncangan besar. Hal ini menunjukkan bahwa Allah serius dalam menjaga kemurnian jemaat dan integritas para pemimpin-Nya. Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang memiliki niat buruk atau tidak tulus dalam pelayanan atau persekutuan. Akibatnya, orang-orang yang mungkin berniat bergabung hanya karena tren atau ingin mencari keuntungan pribadi, kini berpikir dua kali. Mereka menyadari bahwa bergabung dengan para rasul berarti memasuki arena di mana integritas mutlak dituntut, dan dusta atau kemunafikan akan berkonsekuensi.

Di sisi lain, ayat tersebut menekankan bahwa masyarakat umum justru semakin menghormati para rasul. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketakutan dan kehati-hatian, dampak positif dari pelayanan para rasul tetap terasa. Keajaiban, penyembuhan, dan kesaksian tentang kebangkitan Yesus yang mereka sebarkan terus berjalan. Rasa hormat ini lahir dari pengamatan terhadap kehidupan para rasul yang saleh, kesaksian mereka yang teguh, dan kuasa Allah yang nyata bekerja melalui mereka. Masyarakat menyaksikan bahwa di tengah dunia yang seringkali dipenuhi kepalsuan, para rasul adalah pribadi-pribadi yang dipercayai, yang hidupnya mencerminkan kebenaran yang mereka ajarkan.

Dengan demikian, Kisah Rasul 5:13 menggambarkan sebuah keseimbangan yang unik. Di satu pihak, ada ketakutan yang bijak, sebuah kesadaran akan keseriusan panggilan dan tuntutan kebenaran ilahi yang mencegah orang-orang yang tidak tulus untuk bergabung. Di pihak lain, ada rasa hormat yang tumbuh dari masyarakat, sebuah pengakuan atas otoritas rohani dan integritas moral para rasul. Ini adalah bukti bahwa kuasa Allah yang dahsyat, ketika dipercayai dan dijalani dengan setia, dapat menghasilkan dampak yang mendalam dan abadi, membentuk persepsi dan tindakan orang-orang di sekitarnya. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya integritas, kekudusan, dan penghormatan yang sepatutnya diberikan kepada hal-hal ilahi.