Ayat ini, yang terambil dari Injil Lukas pasal 11 ayat 6, adalah sebuah pengingat yang indah tentang sifat dasar Allah: kemurahan, ketersediaan, dan kesiapan-Nya untuk menjawab doa-doa kita. Yesus mengajarkannya dalam konteks doa Bapa Kami, menekankan bahwa doa bukanlah sekadar ritual, melainkan sebuah komunikasi yang didasarkan pada hubungan kasih. Pemahaman mendalam atas ayat ini dapat mengubah cara kita berdoa dan bagaimana kita memandang respons ilahi.
Kata-kata Yesus di sini begitu langsung dan pasti. "Setiap orang yang meminta, menerima." Ini bukanlah janji yang bersyarat rumit. Frasa ini menyiratkan bahwa permintaan yang tulus dan dari hati akan menemukan pendengaran. Allah tidak tuli terhadap tangisan anak-anak-Nya. Sebaliknya, Dia adalah pendengar doa yang penuh perhatian, senantiasa mengawasi dan mendengarkan setiap permohonan yang naik kepada-Nya. Ini adalah undangan untuk tidak pernah ragu dalam menyampaikan kebutuhan, kekhawatiran, atau kerinduan kita kepada Sang Pencipta.
Selanjutnya, Yesus menambahkan, "dan setiap orang yang mencari, mendapat." Ini menunjukkan aspek proaktif dalam hubungan kita dengan Allah. Mencari berarti ada usaha, ada kerinduan untuk menemukan sesuatu yang lebih, untuk memahami kehendak-Nya, atau untuk menemukan solusi atas permasalahan. Allah menghargai pencarian yang sungguh-sungguh. Ketika kita mencari kebenaran-Nya, hikmat-Nya, atau kehadiran-Nya, Dia menjamin bahwa kita akan menemukan apa yang kita cari. Pencarian ini bukanlah pencarian sia-sia, melainkan sebuah perjalanan yang pasti akan berujung pada perjumpaan dengan sumber segala kebaikan.
Terakhir, "dan setiap orang yang mengetok, dibukakan." Mengetok menyiratkan sebuah ketekunan, sebuah permintaan yang berulang, sebuah keinginan yang kuat untuk masuk atau mendapatkan akses. Terkadang, doa kita mungkin terasa seperti mengetok pintu yang tertutup rapat. Namun, ayat ini meyakinkan kita bahwa pintu itu akan dibukakan. Allah tidak akan membiarkan pintu kesempatan, pintu solusi, atau pintu pemahaman tetap tertutup bagi mereka yang terus mengetok dengan iman. Ini adalah gambaran tentang kesabaran dan ketekunan dalam doa, dan jaminan bahwa pintu rahmat-Nya akan selalu terbuka bagi kita.
Implikasi Kasih dan Kemurahan
Lukas 11:6 bukan hanya sekadar janji, tetapi juga mencerminkan karakter ilahi. Allah digambarkan sebagai pribadi yang murah hati dan suka memberi. Dia ingin memberkati umat-Nya, menjawab kebutuhan mereka, dan membawa mereka lebih dekat kepada-Nya. Janji ini seharusnya menumbuhkan kepercayaan yang mendalam dalam hati kita. Kita tidak perlu khawatir tentang apakah doa kita akan didengar atau tidak. Yang terpenting adalah bagaimana kita mendekati-Nya: dengan hati yang murni, dengan iman, dan dengan kerinduan yang tulus.
Dalam konteks yang lebih luas di Lukas 11, Yesus sedang mengajar murid-murid-Nya tentang doa yang efektif, membandingkan Allah dengan seorang bapa duniawi yang, meskipun tidak sempurna, tetap tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anaknya. Seberapa lebih lagi Bapa di sorga akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya! Ayat 11:6 ini menjadi fondasi dari ajaran tersebut, menegaskan bahwa Allah adalah sumber segala pemberian yang baik, dan Dia merindukan untuk memberikannya kepada kita.
Seringkali, kita mungkin merasa doa kita tidak terjawab. Namun, ayat ini mengajak kita untuk memeriksa kembali perspektif kita. Apakah kita benar-benar meminta sesuai kehendak-Nya? Apakah kita mencari terlebih dahulu kerajaan-Nya? Apakah kita mengetok dengan iman yang teguh? Jawaban Allah mungkin tidak selalu datang dalam bentuk yang kita bayangkan, tetapi ayat ini adalah jaminan bahwa Dia selalu merespons. Respons tersebut bisa berupa "ya," "tidak," atau "tunggu," tetapi semuanya datang dari kasih dan hikmat-Nya yang sempurna.
Oleh karena itu, marilah kita merangkul kebenaran Lukas 11:6. Marilah kita mendekati takhta rahmat-Nya dengan keberanian dan keyakinan, mengetahui bahwa Bapa kita di surga lebih dari bersedia untuk mendengarkan, menjawab, dan membuka jalan bagi kita. Kasih dan kemurahan-Nya adalah sumber yang tak pernah kering, selalu tersedia bagi setiap orang yang datang kepada-Nya.