Menyingkap Makna Matius 14:5
Ayat Matius 14:5 membawa kita pada sebuah momen penting dalam pelayanan Yesus Kristus, di mana peristiwa di Yerusalem pada perayaan Paskah menjadi saksi bisu dari kuasa ilahi dan respons manusiawi. Ayat ini mencatat dengan ringkas namun padat: "Ketika Ia sedang di Yerusalem pada perayaan Paskah, banyak orang melihat tanda-tanda ajaib yang Ia buat, lalu percaya kepada nama-Nya." Mari kita selami lebih dalam makna di balik frasa ini.
Perayaan Paskah di Yerusalem adalah momen yang sangat berarti bagi umat Yahudi. Ini adalah waktu untuk mengenang pembebasan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir, sebuah peristiwa yang penuh dengan campur tangan ilahi yang luar biasa. Dengan Yesus berada di sana, di tengah keramaian dan kesucian perayaan ini, kehadiran-Nya sendiri sudah menjadi sebuah pernyataan. Namun, yang lebih menonjol adalah "tanda-tanda ajaib yang Ia buat".
Istilah "tanda-tanda ajaib" (semeion dalam bahasa Yunani) lebih dari sekadar mukjizat biasa. Seringkali, tanda-tanda ini merujuk pada perbuatan yang secara khusus menyingkapkan karakter dan otoritas ilahi Yesus. Ini bisa berupa penyembuhan orang sakit, memberi makan ribuan orang, atau bahkan mengendalikan alam. Setiap tanda adalah demonstrasi nyata dari Kerajaan Allah yang telah tiba melalui diri-Nya.
Respons terhadap tanda-tanda ini sangatlah krusial: "banyak orang ... percaya kepada nama-Nya." Kepercayaan ini bukanlah sekadar pengakuan intelektual, tetapi sebuah penerimaan yang tulus terhadap siapa Yesus itu – Sang Mesias, Anak Allah. Percaya kepada nama-Nya berarti percaya pada pribadi-Nya, pada otoritas-Nya, dan pada karya keselamatan yang Ia bawa. Ini adalah respon iman yang lahir dari pengalaman langsung akan kebaikan dan kuasa-Nya.
Namun, ayat ini juga menyimpan sebuah detail penting yang seringkali terlewatkan dalam pembacaan singkat. Jika kita merujuk pada Injil Lukas 21:37-38, dicatat bahwa Yesus mengajar di Bait Allah pada siang hari dan pada malam hari Ia pergi ke luar kota di bukit Zaitun. Injil Yohanes juga menggambarkan aktivitas Yesus di Yerusalem selama Paskah, termasuk peristiwa pengusiran pedagang di Bait Allah. Dalam konteks yang lebih luas, ayat Matius 14:5 ini mungkin perlu dikorelasikan dengan narasi lain dalam Injil. Sebagaimana tercatat dalam Matius 11:20-24, Yesus mengkritik kota-kota Korazim, Betsaida, dan Kapernaum karena ketidakpercayaan mereka meskipun telah melihat banyak mukjizat. Sementara itu, dalam konteks ayat ini, Yesus sedang berada di Yerusalem. Jika kita merujuk pada Matius 14:1-12, sebelum bagian ini, Yohanes Pembaptis sedang dipenjara dan kemudian dipenggal atas perintah Herodes. Matius 14:3-4 secara spesifik menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis telah menegur Herodes karena perkawinannya yang tidak sah dengan Herodias.
Ada beberapa penafsiran mengenai posisi kronologis Matius 14:5 dalam keseluruhan Injil Matius. Beberapa komentator berpendapat bahwa ayat ini mungkin merupakan kesaksian yang agak terpisah dari narasi Yohanes Pembaptis yang dipenjara, mengingat aktivitas Yesus di Yerusalem pada perayaan Paskah terjadi di waktu yang berbeda. Namun, yang pasti, Matius 14:5 menekankan tema iman yang tumbuh melalui kesaksian akan karya ilahi. Di tengah hiruk pikuk Paskah, kesaksian akan tanda-tanda ajaib Yesus membangkitkan iman yang tulus pada banyak orang. Ini mengajarkan kita bahwa kesaksian yang jelas tentang Yesus, yang terlihat dalam tindakan kasih dan kuasa-Nya, adalah alat yang ampuh untuk membawa orang kepada iman.
Matius 14:5 menjadi pengingat abadi bahwa iman yang sejati seringkali berakar pada pengalaman pribadi akan kehadiran dan karya Tuhan. Saat kita merenungkan ayat ini, biarlah kita juga diingatkan untuk terus mencari dan menyaksikan tanda-tanda kuasa Allah dalam hidup kita, serta berani untuk percaya dan bersaksi tentang nama-Nya kepada dunia.