Matius 22:45 - Kebenaran Ilahi yang Menginspirasi

"Jika Daud menyebut Dia [Mesias] Tuan, bagaimanakah Dia [Mesias] bisa menjadi anak Daud?" Simbol Mahkota dan Salib Raja & Penebus

Ayat Matius 22:45 adalah bagian dari percakapan Yesus dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang mencoba menjebak-Nya. Dalam konteks ini, Yesus mengajukan pertanyaan retoris yang sangat mendalam tentang identitas Mesias. Pertanyaan ini merujuk pada Mazmur 110:1, di mana Raja Daud sendiri menyebut tentang kedatangan seorang Mesias yang disebutnya sebagai "Tuan".

Persoalan mendasarnya terletak pada bagaimana Mesias dapat disebut sebagai "anak" Daud, sementara Daud sendiri menyebut-Nya "Tuan". Jika Mesias adalah keturunan Daud secara garis keturunan, maka ia seharusnya adalah bawahan atau anak dari Daud. Namun, penyebutan "Tuan" menunjukkan posisi yang lebih tinggi, bahkan lebih dari sekadar seorang keturunan. Hal ini mengindikasikan bahwa Mesias memiliki otoritas dan keilahian yang melampaui asal-usul manusiawi-Nya.

Yesus menggunakan pertanyaan ini untuk menyoroti sifat ganda dari Mesias yang dijanjikan: Dia adalah manusia yang lahir dari keturunan Daud (sesuai nubuat), namun Dia juga adalah Tuhan sendiri. Ini adalah pengajaran krusial yang seringkali terlewatkan oleh para penentang-Nya yang hanya melihat Mesias sebagai pemimpin politik atau keagamaan yang sezaman.

Kebenaran yang terkandung dalam Matius 22:45 memiliki implikasi teologis yang luas. Ini menegaskan keilahian Yesus Kristus, yang diakui oleh para penulis Perjanjian Baru, termasuk para rasul dan Yesus sendiri. Pengakuan ini bukanlah sekadar penghormatan, melainkan pengakuan atas hakikat ilahi-Nya. Para pengkritik Yesus saat itu terdiam, karena mereka tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan ini, yang sebenarnya sudah tertulis dalam Kitab Suci yang mereka pegang.

Memahami ayat ini membantu kita untuk melihat Yesus bukan hanya sebagai seorang nabi atau guru besar, tetapi sebagai Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Keilahian-Nya memampukan-Nya untuk menebus dosa umat manusia dan memberikan kehidupan kekal. Pertanyaan Yesus ini mengundang kita untuk merenungkan identitas-Nya secara mendalam dan mengimani-Nya sebagai Raja dan Penebus sejati. Kebenaran ini bukan hanya untuk dipahami, tetapi untuk diimani dan menjadi dasar kehidupan spiritual kita.

Bagi para pengikut Kristus, ayat ini menjadi pengingat akan misteri inkarnasi yang luar biasa. Ia adalah Tuhan yang merendahkan diri-Nya, datang ke dunia dalam rupa manusia, agar kita yang lemah dapat diangkat ke dalam kemuliaan-Nya. Ini adalah dasar dari iman Kristen: Yesus Kristus adalah Tuhan sekaligus Juruselamat kita.