"Engkau telah menetapkan batas, yang tidak dapat dilalui, sehingga mereka tidak akan kembali menutupi bumi."
Mazmur 104 adalah sebuah nyanyian pujian yang agung, merayakan kebesaran, kuasa, dan pemeliharaan Allah atas seluruh ciptaan-Nya. Dari keagungan langit hingga kedalaman bumi, setiap elemen alam memanggil untuk memuliakan Pencipta-Nya. Ayat ke-9 dari Mazmur ini memberikan sebuah penekanan khusus pada ketetapan ilahi yang mengatur lautan, sebuah kekuatan alam yang sering kali digambarkan sebagai liar dan tak terkendali.
Firman Tuhan dalam Mazmur 104:9 menyatakan, "Engkau telah menetapkan batas, yang tidak dapat dilalui, sehingga mereka tidak akan kembali menutupi bumi." Pernyataan ini bukan sekadar deskripsi geografis, melainkan pengakuan teologis atas kedaulatan Allah. Lautan yang luas, dengan segala misterinya, dibatasi oleh kuasa Sang Pencipta. Batas ini adalah penegasan akan keteraturan dan tatanan ilahi dalam alam semesta. Tanpa batas ini, bumi yang kita tinggali akan senantiasa terancam oleh gelombang yang dahsyat, kembali ke keadaan kekacauan primordial sebelum adanya perintah ilahi yang mengaturnya.
Laut, dalam banyak budaya dan peradaban, sering kali melambangkan kekacauan, ketidakpastian, dan kekuatan yang tidak dapat dikuasai manusia. Namun, bagi pemazmur, lautan ini adalah bukti nyata dari kuasa Allah yang mampu membawa keteraturan bahkan ke dalam elemen yang paling liar sekalipun. Batas yang ditetapkan oleh Allah tidak hanya mencegah air untuk menguasai daratan, tetapi juga menunjukkan bahwa seluruh alam semesta tunduk pada kehendak-Nya. Ini memberikan rasa aman dan keyakinan bagi umat beriman, mengetahui bahwa ada tangan yang Mahakuasa yang mengendalikan segalanya, bahkan kekuatan alam yang menakjubkan.
Penerapan ayat ini dalam kehidupan modern bisa sangat relevan. Di tengah ketidakpastian dan perubahan yang cepat, kita diingatkan bahwa ada Tuhan yang memegang kendali. Sebagaimana Dia menetapkan batas bagi lautan, Dia juga memiliki rencana dan tatanan bagi kehidupan kita. Batas-batas yang Dia tetapkan, baik itu dalam hukum-hukum alam, moralitas, atau bahkan batasan pribadi, bukanlah untuk membatasi kebebasan kita, melainkan untuk melindungi dan membimbing kita menuju kehidupan yang lebih baik dan berkelimpahan. Pengakuan akan kedaulatan-Nya memberi kita ketenangan di tengah badai kehidupan, karena kita tahu bahwa Dia adalah pemegang kemudi.
Melalui Mazmur 104:9, kita diundang untuk merenungkan kebesaran Allah dalam setiap detail ciptaan-Nya. Lautan yang tak terhingga, yang dibatasi oleh hikmat ilahi, menjadi saksi bisu akan kuasa dan kasih-Nya. Ini adalah pengingat bahwa di balik setiap fenomena alam, ada Tangan Sang Pencipta yang bekerja dengan setia, menjaga keseimbangan dan memberikan kehidupan. Mari kita terus memuliakan Dia yang telah menetapkan batas-batas yang kokoh, menjaga bumi ini agar tetap layak huni bagi kita semua.