"Aku berjanji untuk menaati janji-Mu, bertobatlah kepada-Mu dengan segenap hatiku; kasihanilah aku sesuai dengan firman-Mu!"
Ilustrasi: Cahaya Firman Tuhan Menerangi Jalan
Mazmur 119 adalah pasal terpanjang dalam Alkitab, sebuah ode yang luar biasa untuk hukum dan firman Tuhan. Setiap ayat di dalamnya adalah ungkapan kekaguman, kerinduan, dan komitmen seorang jiwa yang menemukan kekuatannya dalam ajaran ilahi. Ayat 58, khususnya, menyingkapkan kedalaman hubungan antara pemazmur dan Tuhannya, sebuah dialog yang penuh dengan penyesalan, permohonan, dan janji yang tulus.
Frasa pembuka, "Aku berjanji untuk menaati janji-Mu," bukan sekadar ungkapan verbal, melainkan sebuah komitmen jiwa yang mendalam. Ini mencerminkan kesadaran akan betapa berharganya firman Tuhan dan betapa besar dampaknya dalam kehidupan. Menjalani hidup sesuai dengan janji-janji Tuhan berarti menjadikan firman-Nya sebagai kompas, peta, dan panduan. Ini adalah keputusan sadar untuk menyelaraskan keinginan dan tindakan pribadi dengan kehendak ilahi, sebuah pilihan untuk hidup dalam ketaatan yang penuh sukacita.
Kemudian, pemazmur melanjutkan, "bertobatlah kepada-Mu dengan segenap hatiku." Kata "bertobatlah" (shuv) dalam bahasa Ibrani memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar penyesalan. Ia berarti berbalik, kembali, atau berpaling. Ini adalah pengakuan akan ketidaksempurnaan diri, kesalahan langkah, dan mungkin juga penyimpangan dari jalan Tuhan. Namun, pertobatan ini tidak dilandasi oleh keputusasaan, melainkan oleh harapan yang tertanam dalam kasih karunia Tuhan. Bertobat dengan "segenap hati" menunjukkan kesungguhan, ketulusan, dan keinginan untuk sepenuhnya berbalik kepada Tuhan, meninggalkan cara-cara lama dan merangkul kehidupan baru dalam persekutuan dengan-Nya.
Puncak dari ayat ini adalah permohonan, "kasihanilah aku sesuai dengan firman-Mu!" Pemazmur tidak mengandalkan jasa atau kelayakannya sendiri untuk mendapatkan belas kasihan. Sebaliknya, ia mengaitkan permohonannya dengan sifat dan firman Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan adalah Tuhan yang penuh kasih dan setia, yang kebaikan-Nya terungkap dalam firman-Nya. Permohonan ini adalah pengakuan bahwa manusia membutuhkan campur tangan ilahi, pengampunan, dan pemulihan. "Sesuai dengan firman-Mu" menunjukkan keyakinan bahwa kasih karunia Tuhan itu konsisten dengan janji-janji-Nya. Tuhan akan bertindak dengan belas kasihan bukan karena pemazmur sempurna, tetapi karena Tuhan itu sendiri adalah kasih dan belas kasihan yang tak terbatas, yang diungkapkan secara sempurna dalam wahyu-Nya.
Mazmur 119:58 mengajarkan kepada kita bahwa hubungan yang hidup dengan Tuhan dibangun di atas dasar ketaatan yang tulus, pertobatan yang sungguh-sungguh, dan keyakinan yang teguh pada janji-janji-Nya yang penuh kasih. Ini adalah pengingat bahwa firman Tuhan bukan hanya sekumpulan aturan, tetapi adalah sumber kehidupan, harapan, dan anugerah. Dalam setiap aspek kehidupan kita, kita diundang untuk merangkul janji-janji-Nya, kembali kepada-Nya dengan hati yang murni, dan percaya bahwa kasih setia-Nya akan selalu menyertai kita, sesuai dengan firman-Nya yang abadi.