Mazmur 122:7

"Semoga ada damai sejahtera di lingkunganmu, dan kemakmuran di puri-purimu!"

Ayat Mazmur 122:7 adalah sebuah doa yang penuh makna, sebuah permohonan tulus yang diucapkan oleh Daud saat ia bersukacita memikirkan Yerusalem, Bait Allah yang menjadi pusat kehidupan rohani dan politik bangsa Israel. Ayat ini bukanlah sekadar rangkaian kata, melainkan refleksi dari kerinduan mendalam akan kedamaian, keamanan, dan kemakmuran yang berakar pada kehadiran Tuhan. Kata "damai sejahtera" (shalom) dalam bahasa Ibrani memiliki makna yang sangat luas, mencakup bukan hanya ketiadaan perang atau konflik, tetapi juga kesejahteraan yang utuh, keharmonisan, integritas, dan pemenuhan segala aspek kehidupan. Ini adalah kondisi ideal yang Tuhan inginkan bagi umat-Nya.

Permohonan agar ada damai sejahtera di "lingkunganmu" menunjukkan bahwa kedamaian yang didambakan bersifat komunal. Ini bukan hanya tentang kedamaian pribadi, tetapi juga kedamaian dalam keluarga, dalam komunitas, dan di seluruh kota. Yerusalem, sebagai kota pilihan Allah, diharapkan menjadi teladan kedamaian bagi bangsa-bangsa lain. Kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya adalah sumber utama dari kedamaian sejati ini. Ketika manusia hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, ketika keadilan dan kebenaran ditegakkan, maka damai sejahtera akan mengalir.

Selanjutnya, ayat ini menyebutkan "kemakmuran di puri-purimu!". Kata "puri" merujuk pada benteng atau bangunan pertahanan, tetapi juga bisa melambangkan kemuliaan dan kekayaan. Ini adalah harapan agar umat Allah tidak hanya aman dari ancaman luar, tetapi juga diberkati dengan kelimpahan materi dan stabilitas. Kemakmuran ini bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk memuliakan Tuhan dan melayani sesama. Ia adalah buah dari ketaatan dan berkat ilahi yang mengalir ketika hubungan manusia dengan Tuhan berada dalam keselarasan.

Dalam konteks kekinian, Mazmur 122:7 tetap relevan. Kita dapat memanjatkan doa yang sama untuk keluarga kita, gereja kita, komunitas kita, bahkan untuk bangsa dan negara kita. Kita merindukan keadaan di mana tidak ada lagi kekerasan, ketidakadilan, dan kesengsaraan. Kita mendambakan masyarakat yang harmonis, di mana setiap individu merasa aman, dihargai, dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Kemakmuran yang dimaksud di sini juga bisa berarti kemakmuran rohani, di mana hati kita dipenuhi oleh kasih Kristus, dan kemakmuran sosial, di mana sumber daya digunakan secara bijaksana untuk kesejahteraan bersama.

Doa ini mengingatkan kita bahwa kedamaian dan kemakmuran sejati tidak dapat dicapai hanya melalui usaha manusia semata. Ia adalah anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu, seperti Daud, kita perlu mendekatkan diri kepada Tuhan, taat pada firman-Nya, dan menjadikan Dia sebagai pusat kehidupan kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi agen kedamaian dan kemakmuran di dunia yang seringkali dilanda kegelisahan dan ketidakpastian. Semoga doa ini terus bergema dalam hati kita, mendorong kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan menjadi berkat bagi lingkungan sekitar kita.