Mazmur 14:4 - Kebodohan Orang Fasik

Apakah para pelaku kejahatan tidak tahu, bahwa mereka pada makan umat-Ku seperti makan roti, dan tidak memanggil TUHAN?

Ayat Mazmur 14:4 menyuarakan sebuah keprihatinan mendalam tentang perilaku dan pemikiran orang-orang yang menolak Tuhan dalam hidup mereka. Penggambaran mereka yang "memakan umat-Ku seperti makan roti" bukanlah tentang tindakan fisik memangsa, melainkan tentang bagaimana mereka menganggap enteng, meremehkan, dan bahkan mengeksploitasi orang-orang yang setia kepada Tuhan. Ada sebuah ketidakpedulian yang parah, sebuah arogansi yang mengabaikan nilai spiritual dan kemanusiaan orang lain.

Inti dari ayat ini terletak pada frasa kunci: "dan tidak memanggil TUHAN". Ini adalah akar dari segala kejahatan dan kebodohan yang digambarkan. Ketika seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk tidak mengakui, tidak mencari, dan tidak mengandalkan Tuhan, mereka terputus dari sumber hikmat, keadilan, dan kasih. Tanpa panduan ilahi, moralitas mereka menjadi rapuh, prasangka mereka menguat, dan fokus mereka hanya pada kepuasan diri sendiri, seringkali dengan mengorbankan orang lain.

Dampak dari Mengabaikan Tuhan

Mengabaikan Tuhan berarti mengabaikan standar-Nya. Standar-Nya adalah kebenaran, kebaikan, dan kesucian. Ketika manusia mengabaikan standar ini, mereka cenderung menciptakan standar mereka sendiri, yang sering kali didasarkan pada keinginan sementara, ego, atau pandangan dunia yang sempit. Dalam prosesnya, mereka mungkin merasa berkuasa, menganggap diri mereka sebagai pusat dari segala sesuatu, dan memandang rendah mereka yang hidup sesuai dengan firman Tuhan. Perilaku ini, yang tampak kuat di permukaan, sebenarnya adalah bentuk kebodohan spiritual yang mendalam, karena mereka menolak sumber kekuatan dan pemahaman sejati.

Mazmur ini mengingatkan kita bahwa tindakan penindasan dan ketidakadilan sering kali berasal dari hati yang keras dan pikiran yang telah mengeras. Orang-orang yang "memakan umat-Ku" menunjukkan kurangnya empati, kurangnya kesadaran akan penderitaan orang lain, dan kurangnya rasa hormat terhadap ciptaan Tuhan. Kejahatan semacam ini tidak hanya merugikan korban, tetapi juga merusak jiwa pelaku, menjauhkan mereka dari kebenaran dan kebaikan yang sejati.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk merenungkan posisinya di hadapan Tuhan. Memanggil TUHAN berarti mengakui ketergantungan kita pada-Nya, mencari bimbingan-Nya dalam setiap aspek kehidupan, dan berusaha untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Ketika kita memanggil TUHAN, kita membuka diri terhadap kebijaksanaan-Nya, dan hati kita dilunakkan oleh kasih-Nya. Ini akan menuntun kita untuk memperlakukan sesama dengan hormat, keadilan, dan kasih, bahkan ketika kita menghadapi tantangan atau perbedaan.

Mazmur 14:4 adalah seruan yang kuat untuk introspeksi, sebuah pengingat bahwa kejahatan dan kebodohan bermula dari penolakan terhadap Yang Maha Kuasa. Dengan secara aktif mencari dan memanggil Tuhan, kita dapat menemukan jalan keluar dari kegelapan ke dalam terang, dan belajar untuk hidup dengan cara yang memuliakan Dia dan memberkati sesama.