Mazmur 22 adalah salah satu bagian Alkitab yang paling sering dikaitkan dengan penderitaan Mesias. Ayat ke-13 ini menggambarkan ancaman dan bahaya yang begitu nyata, seolah-olah musuh-musuh Daud (atau, dalam pandangan Kristiani, Yesus sendiri) siap menerkam seperti singa yang buas dan mengaum. Gambaran ini membangkitkan rasa gentar dan ketidakberdayaan yang luar biasa. Singa dikenal sebagai predator puncak, kuat dan tanpa ampun. Suara aumannya saja sudah cukup untuk menimbulkan ketakutan.
Dalam konteks penderitaan, ayat ini menyoroti betapa mengerikannya tekanan yang dihadapi oleh orang yang percaya. Ini bisa berarti penganiayaan fisik, permusuhan dari orang-orang terdekat, atau serangan spiritual yang dirasakan begitu kuat. Perasaan dikepung dan terancam adalah sesuatu yang familiar bagi banyak orang dalam perjalanan iman mereka. Kehidupan seringkali menghadapkan kita pada situasi di mana kita merasa seperti "mangsa" yang siap diterkam, dikelilingi oleh kekuatan yang tampak tak terkalahkan.
Meskipun Mazmur 22:13 melukiskan gambaran yang suram, penting untuk membaca seluruh Mazmur untuk memahami pesan lengkapnya. Daud, yang menulis mazmur ini, tidak hanya menggambarkan penderitaannya, tetapi juga kepercayaannya yang mendalam kepada Tuhan. Di balik ancaman singa yang menerkam, ada sumber perlindungan yang lebih besar.
Ayat-ayat selanjutnya dalam Mazmur 22 berbicara tentang harapan dan pembebasan. Daud terus memelihara imannya, yakin bahwa Tuhan akan mendengar seruannya dan menyelamatkannya dari cengkeraman musuh-musuhnya. Inilah inti dari apa yang bisa kita pelajari dari ayat ini: bahkan di saat-saat paling gelap, ketika ancaman terasa begitu nyata dan mengerikan, harapan sejati ada dalam penyerahan diri kepada Tuhan. Kehadiran-Nya, meskipun tidak selalu terasa langsung, adalah jaminan perlindungan yang tertinggi.
Bagi kita yang hidup di masa kini, Mazmur 22:13 menjadi pengingat bahwa perjuangan, godaan, dan kesulitan adalah bagian dari kehidupan. Namun, kita juga diingatkan bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi "singa" yang mengaum di sekitar kita. Tuhan adalah pelindung kita. Dengan iman, kita dapat menemukan kekuatan untuk berdiri teguh, mengetahui bahwa pada akhirnya, Dia yang berkuasa atas segala ancaman.
Saat menghadapi kesulitan, luangkan waktu untuk merenungkan ayat ini. Mintalah Tuhan untuk memperkuat iman Anda, untuk memberikan ketenangan di tengah badai, dan untuk melindungi Anda dari segala bahaya. Ingatlah bahwa Yesus sendiri mengalami penderitaan yang jauh lebih besar, namun Dia tetap teguh dalam kehendak Bapa. Dengan meneladani Kristus, kita pun dapat menemukan damai sejahtera yang melampaui segala pengertian, bahkan saat "singa-singa" kehidupan menerkam di sekitar kita.