"Sungguh, suara TUHAN terdengar di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN dahsyat di atas perairan yang banyak."
Simbol visualisasi suara Tuhan yang menggema melalui alam.
Ayat Mazmur 29:3 adalah sebuah penggambaran puitis yang luar biasa mengenai kekuatan dan otoritas Allah yang dinyatakan melalui fenomena alam. Frasa "suara TUHAN terdengar di atas air" melukiskan kekuasaan-Nya yang tidak tertandingi, bahkan di tempat-tempat yang seringkali diasosiasikan dengan ketidakpastian dan kekacauan seperti lautan yang bergelora. Ini bukan sekadar suara guntur biasa, melainkan representasi dari firman-Nya yang berkuasa, yang dapat menenangkan badai atau bahkan menciptakan badai itu sendiri.
Penggunaan kata "Allah yang mulia mengguntur" menegaskan bahwa setiap manifestasi kekuatan alam adalah bukti dari kemuliaan-Nya yang tak terukur. Guntur, sebuah suara alam yang paling menggelegar dan menakutkan, di sini dihubungkan langsung dengan keagungan ilahi. Ini mengajarkan kita untuk melihat alam semesta bukan hanya sebagai kumpulan peristiwa fisik semata, tetapi sebagai ekspresi dari pencipta yang berdaulat. Kemuliaan-Nya tidak tersembunyi, melainkan dinyatakan dengan cara yang paling dramatis dan menggetarkan.
Lebih lanjut, ayat ini menyebutkan "TUHAN dahsyat di atas perairan yang banyak." Kata "dahsyat" di sini mengindikasikan kekuatan yang luar biasa, kemampuan untuk mengendalikan, dan juga kuasa yang menimbulkan rasa hormat. Perairan yang banyak bisa merujuk pada lautan, sungai-sungai besar, atau bahkan hujan badai. Dalam setiap skenario ini, Tuhan memegang kendali. Ini adalah pengingat yang menenangkan bagi umat-Nya di tengah segala ketidakpastian dunia. Ketika badai hidup menerpa, ketika masalah terasa luas dan dalam seperti lautan, kita diingatkan bahwa Tuhanlah yang berkuasa penuh atas semuanya.
Pemahaman Mazmur 29:3 mengundang kita untuk merenungkan sifat Allah yang transenden dan imanen. Transenden, karena kuasa-Nya melampaui segala ciptaan dan alam semesta. Imanen, karena kuasa dan kemuliaan-Nya dapat kita lihat dan rasakan dalam peristiwa-peristiwa di sekitar kita, seperti gemuruh guntur atau deburan ombak. Mazmur ini mengajarkan kita untuk tidak hanya takut pada kekuatan alam, tetapi untuk melihatnya sebagai tanda dari Allah yang hidup dan berkuasa.
Dengan kata lain, Mazmur 29:3 adalah panggilan untuk mengagumi Allah melalui ciptaan-Nya. Setiap kali kita mendengar guntur, melihat laut yang bergejolak, atau menyaksikan kekuatan alam lainnya, kita diingatkan akan suara dan kuasa Tuhan. Ini adalah undangan untuk menempatkan iman kita pada Dia yang lebih besar dari segala badai kehidupan, pada Dia yang kemuliaan-Nya terpancar melalui setiap tetesan hujan dan setiap kilatan petir. Suara Tuhan adalah suara otoritas, suara kuasa, dan suara kemuliaan yang abadi.