MAZMUR 50:18 "Jika engkau melihat pencuri, engkau merasa suka kepadanya, dan engkau bersekongkol dengan pezinah."

Mazmur 50:18: Kawan Para Pencuri

"Jika engkau melihat pencuri, engkau merasa suka kepadanya, dan engkau bersekongkol dengan pezinah."

Ayat yang ringkas namun sarat makna ini dari Kitab Mazmur, khususnya Mazmur 50 ayat 18, membawa kita pada perenungan mendalam tentang karakter dan kecenderungan hati manusia. Ayat ini bukan sekadar sebuah pengamatan, melainkan sebuah peringatan keras tentang bagaimana kejahatan dapat merayap dan menemukan tempatnya dalam kehidupan seseorang, bahkan menjalin sebuah persekutuan yang destruktif.

Firman Tuhan secara lugas menggambarkan sebuah potret yang menyedihkan: seseorang yang tidak hanya membiarkan kejahatan terjadi di sekitarnya, tetapi juga merasa bersukacita dan bahkan bersekongkol dengannya. Kata "melihat" di sini tidak hanya berarti sekadar menyaksikan, tetapi bisa juga menyiratkan sebuah persetujuan atau ketidakpedulian yang mendalam. Ketika mata hati kita menjadi buta terhadap pelanggaran, dan ketika telinga kita tuli terhadap panggilan kebenaran, maka celah pun terbuka bagi kegelapan untuk masuk.

"Merasa suka kepadanya" adalah sebuah pernyataan yang kuat. Ini menunjukkan adanya penarik, sebuah daya tarik tersembunyi terhadap hal-hal yang dilarang. Mungkin karena kesenangan sesaat, keuntungan materi, atau sekadar keinginan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang dianggap "keren" atau tersembunyi. Keinginan inilah yang kemudian mengarahkan seseorang untuk "bersekongkol dengan pezinah." Kata "bersekongkol" menyiratkan adanya kerjasama, rencana bersama, atau setidaknya tindakan yang mendukung atau membenarkan perzinahan. Ini adalah langkah lebih jauh dari sekadar persetujuan pasif; ini adalah partisipasi aktif dalam dosa.

Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini mengingatkan kita tentang bahaya kompromi moral. Di dunia yang penuh godaan, seringkali kita dihadapkan pada pilihan untuk berdiri teguh pada prinsip atau mengikuti arus yang menyimpang. Mazmur 50:18 dengan jelas menunjukkan konsekuensi dari pilihan yang keliru. Menjadi "kawan para pencuri" dan "bersekongkol dengan pezinah" berarti menjauhkan diri dari jalan Tuhan dan mendekatkan diri pada kehancuran. Hubungan kita dengan Tuhan dibangun di atas dasar kejujuran, integritas, dan ketaatan. Ketika kita memilih untuk bersekutu dengan kejahatan, kita secara otomatis merusak fondasi hubungan tersebut.

Renungan ini seharusnya mendorong kita untuk melakukan introspeksi. Bagaimana hati kita bereaksi terhadap dosa di sekitar kita? Apakah kita merasa suka, cuek, atau justru sedih dan berusaha untuk menolak? Apakah kita pernah terlibat, sekecil apapun, dalam rencana atau tindakan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan? Mazmur 50:18 adalah panggilan untuk menguji diri sendiri, untuk memastikan bahwa hati kita tetap murni dan setia kepada Tuhan. Kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah kegelapan, bukan untuk menjadi sahabat dari kegelapan itu sendiri. Mari kita belajar untuk selalu waspada, menjaga hati kita, dan teguh berdiri pada jalan kebenaran, agar kita tidak menjadi kawan bagi mereka yang tersesat.

Untuk perenungan lebih lanjut, Anda bisa membaca seluruh Mazmur 50 yang berbicara tentang keadilan Tuhan dan tuntutan-Nya atas ibadah yang tulus.