"Tetapi Allah akan membinasakan engkau sama sekali, akan mencabut engkau dan melenyapkan engkau dari dalam kemahmu, akan mencabut engkau dari bumi orang-orang yang hidup. Sela."
Mazmur 52:5 adalah ayat yang penuh makna dan peringatan, menyoroti keadilan ilahi yang tak terhindarkan bagi mereka yang berbuat jahat dan menyombongkan diri. Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala tindakan, terutama yang didorong oleh kesombongan dan kejahatan, tidak akan luput dari pandangan dan penghakiman Tuhan. Pernyataan "Allah akan membinasakan engkau sama sekali" bukanlah sekadar ancaman kosong, melainkan sebuah kepastian bagi mereka yang memilih jalan yang bertentangan dengan kehendak-Nya.
Dalam konteks kitab Mazmur, Daud seringkali menuliskan perenungannya mengenai kesetiaan Tuhan dan hukuman bagi orang fasik. Mazmur 52 khususnya digubah sebagai respons terhadap kejahatan Doeg orang Edom yang mengkhianati Daud dan membunuh para imam di Nob atas perintah Saul. Ayat ini menjadi semacam firman nubuat yang menyatakan akibat pasti dari perbuatan keji tersebut. Kata "membinasakan engkau sama sekali" menekankan sifat total dan final dari penghukuman ilahi. Tidak ada tempat bersembunyi, tidak ada celah untuk lolos dari keadilan-Nya.
Lebih lanjut, Mazmur 52:5 menggambarkan kehancuran tersebut dengan frasa "akan mencabut engkau dan melenyapkan engkau dari dalam kemahmu, akan mencabut engkau dari bumi orang-orang yang hidup." Gambaran ini begitu kuat. "Mencabut dari dalam kemahmu" menyiratkan penghancuran total atas tempat tinggal, kehormatan, dan bahkan keluarga. "Mencabut dari bumi orang-orang yang hidup" menegaskan bahwa nama dan keberadaan orang tersebut akan dilenyapkan dari muka bumi, seolah-olah ia tidak pernah ada. Ini adalah gambaran kehancuran mutlak, tidak meninggalkan jejak kebaikan maupun kenangan yang berarti di antara komunitas manusia.
Peringatan ini tentu bukan tanpa tujuan. Tuhan tidak menginginkan kehancuran jiwa-jiwa, melainkan pertobatan. Namun, bagi mereka yang keras hati dan terus menerus melakukan kejahatan, keadilan-Nya akan berlaku. Ayat ini juga bisa diartikan sebagai sebuah jaminan bagi orang benar. Meskipun orang fasik mungkin tampak berkuasa dan menikmati kesuksesan sementara, pada akhirnya keadilan akan ditegakkan. Tuhan adalah hakim yang adil, dan kebenaran-Nya akan selalu menang.
Kata "Sela." yang mengakhiri ayat ini seringkali diartikan sebagai jeda musikal atau seruan untuk merenung. Ini adalah momen yang tepat untuk berhenti sejenak dan memikirkan implikasi dari keadilan ilahi ini. Bagaimana kita seharusnya menjalani hidup kita? Apakah kita memilih untuk membangun hidup di atas fondasi kebenaran dan kesetiaan kepada Tuhan, ataukah kita tergoda oleh jalan-jalan kesombongan dan kejahatan yang pada akhirnya membawa kehancuran? Mazmur 52:5 mengajak kita untuk memilih jalan kebenaran, karena hanya di dalam kebenaran itulah ada kehidupan yang sejati dan kekal. Kehancuran yang digambarkan dalam ayat ini adalah konsekuensi dari penolakan terhadap kebaikan dan kebenaran Ilahi.