Mazmur 80:18

"Janganlah kiranya kami undur dari pada-Mu! Hidupkanlah kami, maka kami akan menyerukan nama-Mu!"

Mazmur 80:18 adalah sebuah ungkapan doa yang mendalam dari kedalaman hati umat Tuhan. Ayat ini bukan sekadar untaian kata, melainkan sebuah seruan jiwa yang merindukan kehadiran dan campur tangan ilahi dalam kehidupan mereka. Dalam konteks kitab Mazmur, khususnya Mazmur 80, umat Israel sedang mengalami masa-masa sulit, mungkin pembuangan atau penindasan, di mana mereka merasa jauh dari Tuhan dan perlindungan-Nya. Ayat ini menjadi titik balik harapan, sebuah permohonan agar Tuhan tidak membiarkan mereka berpaling, melainkan memperbarui hidup mereka dengan kuasa-Nya.

Frasa "Janganlah kiranya kami undur dari pada-Mu!" menunjukkan pengakuan akan kerapuhan manusia. Jiwa bisa saja goyah, iman bisa saja meredup ketika menghadapi cobaan dan godaan. Keinginan untuk menjauh, mencari jalan sendiri, atau bahkan menyerah pada keputusasaan adalah bahaya nyata yang dihadapi. Doa ini adalah penegasan komitmen untuk tetap berpegang teguh pada Tuhan, sebuah janji untuk tidak membiarkan kesulitan menjauhkan mereka dari sumber kekuatan dan kasih sejati. Ini adalah penolakan terhadap segala bentuk kemurtadan, baik yang terang-terangan maupun yang terselubung dalam kelemahan karakter.

Kemudian, doa berlanjut dengan permohonan yang krusial: "Hidupkanlah kami". Kata "hidupkan" di sini melampaui sekadar eksistensi fisik. Ini merujuk pada pemulihan rohani, kebangkitan semangat, dan revitalisasi hubungan dengan Tuhan. Ketika manusia merasa layu, kering, atau mati secara rohani karena dosa atau penderitaan, mereka membutuhkan sentuhan ilahi yang segar dan menghidupkan. Ini adalah pinta untuk diperbarui, untuk dikuatkan kembali, agar mereka dapat berfungsi kembali sesuai dengan tujuan penciptaan mereka. Pemulihan ini adalah anugerah yang hanya bisa datang dari Tuhan.

Puncak dari permohonan ini adalah tujuan dari pemulihan tersebut: "maka kami akan menyerukan nama-Mu!". Ini menunjukkan bahwa hidup yang telah dihidupkan kembali oleh Tuhan bukanlah untuk diri sendiri, melainkan untuk kemuliaan-Nya. Menyerukan nama Tuhan berarti mengakui kekuasaan-Nya, menyatakan keagungan-Nya, dan memuliakan perbuatan-Nya. Ini adalah tindakan penyembahan yang tulus dan sukarela, sebuah bukti nyata bahwa hidup yang telah dipulihkan menghasilkan buah yang berkenan di hadapan-Nya. Doa ini mengajarkan bahwa hubungan yang benar dengan Tuhan akan selalu mengarah pada pemberitaan kabar baik dan kesaksian hidup.

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan seringkali penuh tekanan, Mazmur 80:18 tetap relevan. Kita pun kerap kali merasakan godaan untuk menjauh dari Tuhan, terutama saat menghadapi kegagalan atau kekecewaan. Permohonan "Janganlah kiranya kami undur dari pada-Mu!" mengingatkan kita untuk terus berjaga-jaga dan mempererat relasi kita dengan Sang Pencipta. Sementara itu, seruan "Hidupkanlah kami" menjadi pengingat bahwa pemulihan sejati selalu datang dari Tuhan. Dan sebagai hasilnya, kita dipanggil untuk menjadi saksi yang berseru-seru akan kebaikan dan kasih-Nya kepada dunia. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam pemulihan yang berkelanjutan, yang mendorong kita untuk terus menerus memuliakan nama-Nya.

Mari kita renungkan keindahan dan kedalaman ayat ini. Biarlah doa ini menjadi doa kita, agar kita senantiasa teguh dalam iman, hidup dalam pemulihan ilahi, dan terus menerus menjadi alat kemuliaan-Nya. Untuk lebih memahami konteksnya, Anda bisa membaca Mazmur 80 secara keseluruhan.