Mikha 3:9 - Kebenaran yang Menerangi

"Dengarlah ini, hai kepala-kepala kaum Yakub dan para pemimpin kaum Israel! Bukankah sudah semestinya kamu mengenal keadilan?

ADIL
Simbol Keadilan dan Kebenaran

Mengenal Keadilan dalam Perspektif Ilahi

Kitab Mikha, sebuah nabi yang membawa pesan keras kepada umat Israel pada masanya, melalui pasal 3 ayat 9 menyerukan perhatian para pemimpin kaum Yakub dan Israel. Seruan ini bukanlah sekadar teguran biasa, melainkan sebuah pengingat mendalam tentang prinsip fundamental yang seharusnya menjadi landasan kepemimpinan dan kehidupan mereka: keadilan. Perkataan "Bukankah sudah semestinya kamu mengenal keadilan?" mengindikasikan adanya kegagalan serius dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai moral serta hukum ilahi. Keadilan di sini tidak terbatas pada sistem hukum formal, melainkan mencakup aspek yang lebih luas, yaitu perlakuan yang benar, jujur, dan tidak memihak kepada sesama, serta kepatuhan terhadap kehendak Tuhan.

Dalam konteks perikop ini, Mikha menyoroti praktik-praktik korupsi, penindasan terhadap kaum lemah, dan pemutarbalikan kebenaran yang merajalela di kalangan para pemimpin. Mereka yang seharusnya menjadi pelindung dan pembimbing rakyat, justru menjadi predator yang mengeruk keuntungan pribadi. Mereka membangun Yerusalem dengan darah dan ketidakadilan, sebuah metafora kuat yang menggambarkan fondasi yang cacat dan tidak bermoral. Oleh karena itu, seruan untuk "mengenal keadilan" menjadi sangat krusial, mengingatkan bahwa pengetahuan tentang kebenaran ilahi seharusnya diterjemahkan dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi mereka yang memegang otoritas.

Tuntutan Keadilan yang Menerangi Kehidupan

Memahami keadilan sebagaimana yang diajarkan oleh Mikha berarti menggali lebih dalam makna kebenaran ilahi. Keadilan ilahi menuntut kejujuran dalam setiap aspek kehidupan, empati terhadap mereka yang menderita, dan penolakan terhadap segala bentuk keserakahan dan penindasan. Para pemimpin Israel pada masa Mikha telah menyimpang jauh dari prinsip ini, memprioritaskan kekayaan dan kekuasaan di atas kesejahteraan rakyat dan ketaatan kepada Tuhan. Hal ini menciptakan masyarakat yang tidak seimbang, penuh dengan penderitaan dan keputusasaan bagi banyak orang.

Ayat ini menjadi pengingat yang relevan bagi setiap generasi, termasuk kita di masa kini. Apakah kita telah benar-benar mengenal dan menerapkan keadilan dalam kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan, dan masyarakat? Apakah kita peduli terhadap mereka yang tertindas dan membutuhkan pertolongan? Pertanyaan-pertanyaan ini mengajak kita untuk merefleksikan komitmen kita terhadap nilai-nilai moral yang luhur, yang merupakan cerminan dari keadilan Tuhan itu sendiri. Kebenaran yang bersumber dari Tuhan selalu membawa terang dan kebaikan, namun ketika diabaikan atau diputarbalikkan, ia akan mendatangkan murka dan penghakiman.

Mikha 3:9 bukan hanya sebuah seruan historis, melainkan sebuah panggilan abadi untuk hidup sesuai dengan standar kebenaran yang lebih tinggi. Ia mengingatkan kita bahwa pengetahuan semata tidaklah cukup; tindakan yang adil dan benar adalah bukti nyata dari pemahaman yang mendalam akan kehendak Tuhan. Dengan demikian, kita dapat membangun tatanan kehidupan yang lebih baik, yang mencerminkan prinsip-prinsip keadilan ilahi dan membawa berkat bagi semua.