"Lewi-lewilah juga: Semsa, anak Sakur, anak Zeri, anak Abdia;"
Kitab Nehemia memberikan catatan yang sangat rinci mengenai pemulihan Yerusalem setelah pembuangan ke Babel. Salah satu aspek penting dari pemulihan ini adalah penataan kembali struktur masyarakat, termasuk peran para imam dan orang Lewi yang merupakan tulang punggung pelayanan di Bait Suci. Ayat Nehemia 11:34 adalah bagian dari daftar yang mencatat nama-nama keluarga Lewi yang kembali dan menetap di Yerusalem serta wilayah-wilayah di sekitarnya.
Secara spesifik, ayat ini menyebutkan "Lewi-lewilah juga: Semsa, anak Sakur, anak Zeri, anak Abdia;". Frasa "Lewi-lewilah juga" mengindikasikan bahwa Semsa dan keluarganya adalah bagian dari suku Lewi, yang ditugaskan untuk pelayanan di Bait Suci dan memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual umat Israel. Suku Lewi tidak mendapatkan tanah warisan seperti suku-suku lainnya karena tugas mereka adalah melayani Tuhan. Mereka tersebar di seluruh Israel, namun dalam konteks pemulihan pasca-pembuangan, penting bagi mereka untuk kembali dan menduduki kembali peran mereka di Yerusalem yang telah dibangun kembali.
Penyebutan nama-nama seperti Sakur, Zeri, dan Abdia menunjukkan silsilah keluarga. Dalam tradisi Israel kuno, silsilah sangat penting untuk menentukan hak dan tanggung jawab seseorang, terutama bagi mereka yang terlibat dalam pelayanan keagamaan. Ini adalah bukti bahwa meskipun banyak yang telah berlalu, identitas dan garis keturunan mereka tetap dijaga dengan cermat. Ketelitian dalam pencatatan nama-nama ini menegaskan kembali komitmen para pemimpin seperti Nehemia untuk membangun kembali segala sesuatu sesuai dengan tatanan yang telah ditetapkan.
Kembalinya orang Lewi ke Yerusalem, sebagaimana tercatat dalam pasal ini, menandakan kebangkitan kembali kehidupan keagamaan dan ritual di kota suci. Mereka bertanggung jawab atas berbagai tugas di Bait Suci, termasuk menjaga kebersihan, memimpin pujian, dan mengajarkan hukum Tuhan kepada umat. Keberadaan mereka sangat krusial untuk memastikan kelangsungan ibadah dan pemeliharaan tradisi keagamaan Israel. Ayat Nehemia 11:34, meskipun hanya menyebutkan satu nama dan garis leluhurnya, adalah bagian dari mosaik besar yang menggambarkan upaya kolektif untuk memulihkan Yerusalem dan seluruh aspek kehidupan bangsa Israel.
Fokus pada detail silsilah seperti Semsa, anak Sakur, anak Zeri, dan Abdia, menunjukkan betapa pentingnya integritas dan legitimasi dalam struktur keimaman dan pelayanan Lewi. Ini bukan sekadar daftar nama, melainkan pengakuan atas peran turun-temurun yang diemban oleh keluarga-keluarga Lewi. Dengan adanya catatan seperti ini, kita dapat melihat bagaimana Allah memelihara umat-Nya dan bagaimana melalui kesetiaan individu dan keluarga, rencana-Nya digenapi, bahkan di tengah tantangan dan kesulitan membangun kembali dari puing-puing.
Secara lebih luas, ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya mengingat asal-usul kita dan peran yang telah ditetapkan bagi kita. Dalam konteks spiritual, ini bisa berarti memahami warisan iman yang telah diberikan kepada kita dan bagaimana kita dipanggil untuk melayani. Seperti keluarga Lewi yang dipanggil untuk melayani di Bait Suci, setiap orang percaya dipanggil untuk melayani Tuhan dengan karunia dan peran yang berbeda dalam tubuh Kristus. Pencatatan silsilah ini, termasuk dalam Nehemia 11:34, adalah bagian tak terpisahkan dari narasi pemulihan yang menunjukkan kesetiaan Tuhan terhadap janji-janji-Nya dan bagaimana Ia menggunakan umat-Nya untuk mewujudkan rencana-Nya di bumi.