"Maka bersepakatlah mereka semuanya untuk bangkit memerangi Yerusalem dan mengacaukan kota itu."
Ayat Nehemia 4:8 mencatat momen penting dalam sejarah pembangunan kembali tembok Yerusalem di bawah kepemimpinan Nehemia. Ayat ini menggambarkan bagaimana musuh-musuh orang Israel, yang merasa terancam dengan pemulihan kota mereka, bersekongkol untuk menghentikan pekerjaan tersebut. Sikap persatuan yang jahat ini menunjukkan betapa besar tantangan yang dihadapi oleh umat Tuhan pada masa itu.
Setelah pembuangan ke Babel, Yerusalem telah lama dalam kondisi reruntuhan dan kehancuran. Kembalinya Nehemia dan para pengikutnya membawa harapan baru untuk membangun kembali kota dan temboknya, yang bukan hanya berfungsi sebagai pelindung fisik, tetapi juga sebagai simbol identitas dan kedaulatan bangsa Israel. Namun, niat baik ini disambut dengan permusuhan terbuka dari bangsa-bangsa di sekitarnya.
Teks dalam Nehemia 4 memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana Sanbalat orang Horon, Tobia orang Amon, dan Gesem orang Arab, beserta sekutu-sekutu mereka, secara aktif berusaha menggagalkan pembangunan tembok. Mereka menggunakan berbagai cara, mulai dari ejekan dan ancaman, hingga perencanaan untuk menyerang secara fisik. Ayat 8 secara spesifik menyatakan bahwa mereka "bersepakatlah mereka semuanya untuk bangkit memerangi Yerusalem dan mengacaukan kota itu." Ini adalah bukti nyata dari perlawanan terkoordinasi yang mereka hadapi.
Meskipun dihadapkan pada ancaman yang begitu serius, Nehemia dan orang-orangnya tidak menyerah. Mereka merespons dengan iman dan ketekunan. Nehemia mengatur para pekerja dengan membawa senjata dan menempatkan sebagian orang untuk berjaga-jaga. Mereka bekerja "sebelah tangan mengerjakan pekerjaan, dan sebelah tangan lagi memegang senjata" (Nehemia 4:17). Keteguhan hati ini menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa menghadapi kesulitan dan permusuhan, kita dipanggil untuk tetap teguh dalam tujuan kita, sambil tetap waspada dan siap berjaga.
Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa dalam upaya melakukan hal yang benar, terutama yang berkaitan dengan membangun kerajaan Allah, kita mungkin akan menghadapi perlawanan dari kekuatan-kekuatan yang menentang. Namun, seperti Nehemia dan kaumnya, kita dapat mengandalkan Tuhan dan tetap bertekun. Kebersamaan dalam doa dan tindakan, serta kepercayaan penuh pada penyertaan Tuhan, adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang menghadang.
Kisah pembangunan kembali tembok Yerusalem bukan hanya tentang arsitektur atau pertahanan militer, tetapi juga tentang kebangkitan rohani dan ketahanan iman. Ayat Nehemia 4:8, dengan segala peringatannya, menjadi pengingat akan realitas pertempuran rohani yang seringkali kita hadapi, dan panggilan untuk tidak gentar dalam menghadapi segala rintangan demi mencapai tujuan ilahi.