Nehemia 9:18 - Keagungan dan Pengampunan Allah

"Bahkan ketika mereka membuat anak lembu dari emas tuangan dan berkata: 'Inilah Allahmu, yang telah menuntunmu keluar dari Mesir,' dan melakukan penghinaan yang besar,
KASIH & PENGAMPUNAN

Ayat Nehemia 9:18 membawa kita pada momen refleksi yang mendalam dalam sejarah bangsa Israel. Ayat ini merupakan bagian dari doa pengakuan dosa dan pujian kepada Allah yang dibacakan oleh orang-orang Lewi setelah pembuangan di Babel. Dalam konteks ini, mereka tidak hanya mengakui kesalahan leluhur mereka, tetapi juga menegaskan kembali kesetiaan dan keagungan Allah yang tak tergoyahkan, bahkan ketika manusia berulang kali jatuh dalam dosa.

Kisah tentang pembuatan anak lembu emas oleh bangsa Israel di padang gurun merupakan salah satu babak paling kelam dalam perjalanan iman mereka. Setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Allah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir melalui tanda-tanda ajaib dan tangan yang kuat, mereka justru berpaling kepada berhala. Penggambaran "anak lembu dari emas tuangan" menunjukkan betapa mudahnya manusia menciptakan gambaran kebendaan untuk mewakili sesuatu yang ilahi, sekaligus betapa dalamnya kebodohan dan kekufuran yang melanda hati mereka. Mereka bahkan dengan lantang berkata, "Inilah Allahmu, yang telah menuntunmu keluar dari Mesir," sebuah pernyataan yang penuh dengan penghinaan terhadap Sang Pencipta yang Maha Esa.

Namun, yang membuat ayat ini semakin menggugah adalah bagaimana kontras antara dosa umat-Nya dan kasih Allah yang tak berkesudahan. Meskipun ayat ini mencatat "penghinaan yang besar" yang dilakukan oleh umat-Nya, doa di pasal Nehemia 9 secara keseluruhan tidak berhenti pada pengakuan dosa. Sebaliknya, doa tersebut terus mengalir dengan pujian atas kasih setia Allah, pertolongan-Nya yang ajaib, dan pengampunan-Nya yang berlimpah. Ini adalah pengingat kuat bahwa Allah kita adalah Allah yang penuh belas kasihan dan murah hati, lambat marah dan berlimpah kasih setia.

Dalam kehidupan modern kita, ayat ini juga memiliki relevansi yang signifikan. Kita mungkin tidak membuat anak lembu dari emas secara harfiah, tetapi godaan untuk menyembah berhala modern—seperti kekayaan, kekuasaan, status, atau kesenangan duniawi—selalu mengintai. Kita sering kali lupa akan sumber kehidupan dan keselamatan kita yang sejati, serta mengagungkan hal-hal fana yang justru menjauhkan kita dari hadirat-Nya.

Nehemia 9:18, bersama dengan seluruh konteks doa pengakuan dosa, mengajarkan kita untuk selalu merendahkan hati di hadapan Allah. Ini adalah undangan untuk mengenali kelemahan dan kecenderungan kita untuk jatuh dalam dosa, namun juga untuk senantiasa bersandar pada anugerah dan pengampunan-Nya. Keagungan Allah bukan hanya terlihat dari penciptaan alam semesta, tetapi juga dari kemampuan-Nya untuk mengampuni dan memulihkan mereka yang bertobat dengan tulus. Melalui ayat ini, kita diingatkan untuk terus menjaga hati kita agar tidak berpaling kepada berhala, melainkan senantiasa mengarahkan pandangan dan hati kita kepada Allah yang setia.