Ratapan 3:66

"Biarlah mereka dibalasi sesuai perbuatan mereka, hanya karena kekejaman mereka, ya TUHAN."
Simbol ketenangan dalam badai

Ayat Ratapan 3:66 adalah bagian dari renungan mendalam Nabi Yeremia tentang penderitaan umat Israel. Dalam konteks kitab Ratapan, ayat ini muncul setelah serangkaian gambaran kesedihan, penghancuran, dan keputusasaan. Namun, di tengah gelombang ratapan tersebut, ayat ini memberikan sebuah penegasan yang kuat, sebuah seruan kepada Tuhan untuk menegakkan keadilan.

Frasa "Biarlah mereka dibalasi sesuai perbuatan mereka" bukanlah sebuah ungkapan balas dendam pribadi, melainkan sebuah pengakuan akan kedaulatan ilahi dalam menghakimi dan memulihkan ketertiban. Ini adalah pengakuan bahwa Tuhan melihat ketidakadilan, bahwa Dia mendengar tangisan orang-orang yang tertindas, dan bahwa pada akhirnya, keadilan akan ditegakkan. Di tengah situasi yang terasa kacau dan tanpa harapan, ayat ini menjadi jangkar spiritual yang mengingatkan bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi yang akan campur tangan.

Kekejaman yang disebutkan dalam ayat ini merujuk pada perlakuan brutal dan kejam yang dialami oleh umat Israel, baik dari musuh-musuh mereka maupun mungkin dari situasi yang penuh kesengsaraan. Ratapan adalah ekspresi dari luka yang dalam, dari rasa sakit yang tak terperi. Dalam keadaan seperti ini, mencari keadilan ilahi adalah bentuk harapan terakhir. Ini adalah pengakuan bahwa manusia mungkin gagal, tetapi Tuhan tidak pernah gagal untuk melihat dan bertindak.

Meskipun ayat ini bernada penghukuman, penting untuk memahaminya dalam kerangka kasih dan keadilan Tuhan. Keadilan-Nya bukanlah penghancuran semata, melainkan pemulihan terhadap keseimbangan yang rusak. Bagi para pembaca modern, Ratapan 3:66 bisa menjadi pengingat bahwa di tengah ketidakadilan yang kita saksikan di dunia, kita dapat menyerahkannya kepada Tuhan. Ini adalah undangan untuk tidak menjadi hakim sendiri, tetapi untuk mempercayai bahwa ada kuasa ilahi yang lebih besar yang akan membawa penyelesaian.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi situasi yang terasa tidak adil. Baik itu dalam skala pribadi, komunitas, maupun global, ketidakadilan bisa meresahkan jiwa. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak tenggelam dalam keputusasaan, tetapi untuk mengangkat pandangan kita kepada Tuhan. Ini adalah ajakan untuk menemukan ketenangan dalam keyakinan bahwa keadilan akan datang, bahwa kejahatan pada akhirnya akan menghadapi konsekuensinya, dan bahwa Tuhan adalah sumber pengharapan yang abadi. Keadilan ilahi adalah sebuah kepastian yang memberikan kedamaian, bahkan ketika badai penderitaan mengamuk di sekitar kita.