Ayat Ulangan 18:7 menawarkan sebuah perspektif yang indah tentang bagaimana setiap individu, terlepas dari latar belakang atau peran spesifiknya, memiliki kesempatan yang sama untuk melayani TUHAN. Frasa "Maka boleh juga ia mengabdi kepada TUHAN, Allahnya" menekankan sebuah undangan terbuka dan hak yang diberikan kepada setiap orang Israel untuk berpartisipasi dalam ibadah dan pengabdian kepada Sang Pencipta. Ini bukan sekadar kewajiban, melainkan sebuah kesempatan untuk menjalin hubungan yang mendalam dan bermakna dengan Tuhan.
Konteks ayat ini penting untuk dipahami. Dalam tradisi keagamaan kuno, seringkali ada pembagian peran yang ketat, terutama terkait dengan pelayanan keagamaan yang terpusat pada kaum Lewi dan para imam. Namun, Ulangan 18:7 tampaknya memperluas cakupan ini, menunjukkan bahwa setiap keturunan Israel, yang disebut sebagai "saudara sebangsanya," memiliki hak yang sama untuk berdiri di hadapan TUHAN. Kata "berdiri di sana" menyiratkan kehadiran, pengabdian, dan kesediaan untuk berhadapan langsung dengan Tuhan. Ini adalah sebuah gambaran tentang komunitas yang bersatu dalam iman dan penyembahan.
Ilustrasi kebersamaan dalam menyembah.
Lebih dari sekadar ritual, ayat ini berbicara tentang prinsip dasar ketaatan. Ketika seseorang taat kepada Tuhan, ia menunjukkan rasa hormat, kepercayaan, dan kesediaan untuk menundukkan kehendaknya pada kehendak ilahi. Ketaatan ini bukanlah pengekangan, melainkan jalan menuju kebebasan sejati dan kedekatan dengan Tuhan. Dalam Ulangan 18:7, kebebasan untuk mengabdi adalah berkat itu sendiri. Hal ini membuka pintu bagi pertumbuhan rohani, pemahaman yang lebih dalam tentang kehendak Tuhan, dan hidup yang dipenuhi dengan tujuan.
Pengabdian kepada Tuhan bukan hanya urusan ibadah formal di tempat kudus, tetapi meresapi seluruh aspek kehidupan. Setiap "saudara sebangsanya" yang mengabdi, melakukan itu "di hadapan TUHAN." Ini mengingatkan kita bahwa kehadiran Tuhan selalu menyertai, dan setiap tindakan, setiap pikiran, dan setiap kata dapat menjadi bentuk ibadah dan pengabdian jika dilakukan dengan hati yang benar dan niat yang tulus. Memilih untuk hidup dalam ketaatan adalah memilih untuk hidup dalam terang dan kasih Tuhan, sebuah pilihan yang membawa kedamaian dan berkat yang melimpah.
Keindahan Ulangan 18:7 terletak pada pesannya yang inklusif dan memberdayakan. Ia mengajarkan bahwa setiap orang yang bersedia untuk mendekat kepada Tuhan melalui ketaatan akan menemukan tempat di hadirat-Nya. Ini adalah undangan abadi untuk hidup dalam hubungan yang hidup dengan Tuhan, di mana pengabdian menjadi ekspresi cinta dan rasa syukur yang mendalam. Prinsip ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita untuk terus menerus mencari cara untuk mengabdi kepada Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita, karena di situlah berkat yang sesungguhnya ditemukan.