"Dan para tua-tua dan para hakimnya akan keluar, mengukur jarak dari kota yang terdekat dengan tempat ditemukannya mayat itu."
Ayat Alkitab Ulangan 21:2 merupakan bagian dari hukum Musa yang memberikan instruksi spesifik mengenai apa yang harus dilakukan ketika sebuah mayat ditemukan di alam terbuka, dan pembunuhnya tidak diketahui. Perintah ini menekankan pentingnya keadilan dan pertanggungjawaban dalam masyarakat Israel kuno. Dalam konteks ini, para pemimpin kota yang terdekat dengan lokasi penemuan mayat diperintahkan untuk mengambil tindakan segera.
Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah mengukur jarak dari kota terdekat ke tempat ditemukannya mayat. Pengukuran ini bukan sekadar formalitas belaka. Ini adalah langkah awal untuk menentukan kota mana yang bertanggung jawab dalam proses selanjutnya. Konsep tanggung jawab kolektif atau komunal merupakan bagian integral dari hukum Perjanjian Lama. Jika seorang pembunuh tidak dapat ditemukan, maka kota terdekat dengan lokasi kejadian dianggap memiliki semacam tanggung jawab untuk melakukan ritual penebusan dosa.
Ritual yang mengikuti pengukuran ini diatur dalam ayat-ayat selanjutnya. Para tua-tua dan hakim akan mengambil seekor sapi dara yang belum pernah diolah, yang belum pernah menarik kuk. Sapi ini kemudian akan dibawa ke lembah berair yang tidak digarap, di mana lehernya akan dipatahkan. Tujuannya adalah untuk menyatakan bahwa tidak ada tangan yang menumpahkan darah di tanah itu, dan bahwa keadilan akan ditegakkan meskipun pelaku kejahatan tidak diketahui.
Penerapan Ulangan 21:2 ini menunjukkan betapa seriusnya masyarakat Israel memandang masalah pembunuhan. Darah yang tertumpah dianggap mencemari tanah, dan hanya dengan tindakan penebusan dosa yang sesuai, tanah tersebut dapat disucikan kembali. Penting untuk dicatat bahwa ini bukanlah bentuk hukuman terhadap kota itu sendiri, melainkan sebuah ritual keagamaan yang bertujuan untuk membersihkan masyarakat dari dosa yang tidak terampuni dan untuk mencegah terulangnya kejahatan serupa.
Bagi pembaca modern, ayat ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang struktur sosial dan keagamaan Israel kuno. Ini mengajarkan tentang pentingnya keadilan, tanggung jawab, dan bagaimana komunitas seharusnya bereaksi terhadap ketidakadilan, bahkan ketika pelakunya tidak dapat diidentifikasi secara pribadi. Konsep keadilan komunal, meskipun berbeda dari sistem hukum modern, menekankan bahwa kejahatan satu orang dapat memiliki dampak pada seluruh masyarakat, dan bahwa seluruh masyarakat memiliki peran dalam menegakkan kebenaran dan kesucian.
Dalam arti yang lebih luas, Ulangan 21:2 mengingatkan kita bahwa ada hal-hal yang tidak selalu memiliki jawaban yang jelas atau pelaku yang mudah ditangkap. Namun, bahkan dalam situasi yang sulit dan membingungkan seperti itu, kita tetap dipanggil untuk mencari keadilan, melakukan apa yang benar, dan percaya bahwa Tuhan melihat dan mengetahui segalanya. Ritual ini menjadi pengingat visual bahwa darah yang tertumpah memanggil keadilan, dan bahwa Tuhan adalah hakim yang adil bagi semua orang.