Wahyu 13:9 - Pesan Penting untuk Didengarkan

"Jikalau seorang mempunyai telinga, hendaklah ia mendengar!"
👂

Simbol pendengaran dan kewaspadaan

Ayat dari Kitab Wahyu, pasal 13, ayat 9, adalah sebuah seruan yang tegas dan universal. Kalimat singkat ini, "Jikalau seorang mempunyai telinga, hendaklah ia mendengar!", seringkali muncul di akhir perkataan-perkataan penting dalam Alkitab. Bukan sekadar pengulangan, ayat ini memiliki makna mendalam yang mengajak setiap individu untuk aktif dalam menerima dan memahami pesan yang disampaikan.

Dalam konteks Kitab Wahyu, ayat ini muncul di tengah-tengah deskripsi mengenai kekuatan-kekuatan yang menentang kehendak ilahi. Wahyu 13 secara umum berbicara tentang binatang-binatang yang melambangkan kekuatan politik dan agama yang menindas dan menyesatkan. Di tengah gambaran yang penuh dengan konflik spiritual dan tantangan iman ini, seruan untuk "mendengar" menjadi sangat krusial. Ini bukan hanya tentang pendengaran fisik, tetapi lebih kepada kesediaan hati dan pikiran untuk menyerap kebenaran.

Mengapa penekanan pada "mendengar" ini begitu penting? Pertama, ini menandakan bahwa pesan yang disampaikan bukanlah pesan biasa. Pesan ini memiliki bobot, konsekuensi, dan perlu direspon dengan sungguh-sungguh. Seruan ini menyiratkan bahwa ada kebenaran yang harus ditangkap, peringatan yang harus diperhatikan, dan instruksi yang harus diikuti. Dalam situasi di mana kebingungan dan penyesatan mungkin merajalela, kemampuan untuk membedakan suara yang benar menjadi sangat vital.

Kedua, frasa ini menyoroti peran aktif pendengar. Tuhan tidak memaksa pemahaman, tetapi Dia mengundang manusia untuk mau membuka diri. Mendengar yang dimaksud di sini adalah mendengar dengan pengertian, dengan refleksi, dan dengan kemauan untuk bertindak sesuai dengan apa yang didengar. Ini adalah panggilan untuk tidak sekadar membiarkan kata-kata berlalu tanpa makna, tetapi untuk meresapi dan mengintegrasikannya ke dalam kehidupan.

Dalam kehidupan modern yang penuh dengan informasi dan kebisingan, ayat ini semakin relevan. Kita terus-menerus dibombardir oleh berbagai macam suara, opini, dan ajaran. Bagaimanakah kita bisa membedakan mana yang benar dan mana yang menyesatkan? Wahyu 13:9 mengingatkan kita akan pentingnya kebijaksanaan rohani dan kemampuan untuk "mendengar" suara Tuhan di tengah hiruk pikuk dunia. Ini adalah panggilan untuk memperhatikan apa yang Allah firmankan, untuk menggali kebenaran yang mendalam, dan untuk tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh luar.

Jadi, ketika kita membaca ayat ini, mari kita bertanya pada diri sendiri: Apakah kita benar-benar mendengar? Apakah telinga hati dan pikiran kita terbuka untuk kebenaran yang ingin disampaikan? Apakah kita bersedia untuk merespon pesan-pesan rohani dengan keseriusan yang layak? Wahyu 13:9 bukan hanya sekadar ayat penutup, melainkan sebuah pintu gerbang menuju pemahaman yang lebih dalam dan respons yang bermakna.