Ayat Yehezkiel 11:22 menggambarkan sebuah momen dramatis dalam sejarah keselamatan Israel, yaitu keluarnya kemuliaan Allah dari Bait Suci di Yerusalem. Gambaran ini muncul dalam penglihatan nabi Yehezkiel, yang pada saat itu menyaksikan kehancuran Yerusalem dan pembuangan bangsanya ke Babel.
Dalam penglihatan ini, Yehezkiel melihat sosok kerub yang mengangkat sayapnya, bersama dengan roda-roda yang bergerak di dekatnya. Ini adalah penggambaran dari takhta Allah yang bergerak, sebuah visi yang sebelumnya juga dilihat oleh Yehezkiel di tepi sungai Kebar (Yehezkiel 1:1-28). Namun, kali ini, visi tersebut memiliki makna yang lebih spesifik dan menyedihkan: kemuliaan Allah mulai bergerak keluar dari tempat kudus-Nya, dari kota Yerusalem yang sedang dilanda dosa dan kehancuran.
Ayat ini menjadi penanda bahwa Allah, dalam keadilan-Nya, akan meninggalkan Yerusalem karena ketidaktaatan dan penyembahan berhala umat-Nya. Kemuliaan Allah yang seharusnya menjadi sumber perlindungan dan berkat, kini beranjak pergi sebagai tanda penghakiman. Namun, keluarnya kemuliaan Allah ini bukanlah kepergian yang final. Ini adalah tanda bahwa meskipun Allah akan menghukum, kasih setia-Nya dan janji-janji-Nya tidak akan pernah pupus. Ini memberikan harapan akan pemulihan di masa depan.
Dalam konteks yang lebih luas, keluarnya kemuliaan Allah dari Bait Suci Yerusalem bisa dimaknai sebagai persiapan untuk kedatangan Kristus. Bait Suci Yerusalem pada akhirnya akan dihancurkan, namun kemuliaan Allah yang sesungguhnya akan bermanifestasi dalam pribadi Yesus Kristus. Ia adalah Bait Suci yang baru, di mana Allah berdiam di antara umat-Nya dengan cara yang lebih intim dan sempurna. Penglihatan Yehezkiel ini menjadi saksi bisu tentang transisi dari perjanjian lama ke perjanjian baru, dari kemuliaan yang terbatas di satu tempat, menuju kemuliaan yang hadir dalam Kristus bagi seluruh dunia.
Penting untuk merenungkan makna dari kemuliaan Allah yang bergerak. Ini mengajarkan kita bahwa kehadiran Allah tidak otomatis menjamin keselamatan jika kita tidak hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Dosa dapat menciptakan jarak antara kita dengan Allah, bahkan mengarah pada kehilangan berkat dan hadirat-Nya. Namun, janji Allah untuk kembali dan memulihkan umat-Nya tetap teguh. Yehezkiel 11:22 mengingatkan kita akan kesucian Allah, keadilan-Nya, namun juga kasih dan pemeliharaan-Nya yang akan selalu mencari jalan untuk kembali kepada umat yang bertobat dan percaya.