Yehezkiel 13:9

"Mereka akan menghadapi murka-Ku, karena mereka menyesatkan umat-Ku dengan mengatakan: 'Damai!', padahal tidak ada damai. Dan ketika mereka mendirikan tembok, mereka mengisinya dengan plester mentah."

Inti Firman: Ancaman Nubuat Palsu

Ayat Yehezkiel 13:9 merupakan sebuah peringatan keras dari Allah yang disampaikan melalui nabi Yehezkiel kepada para nabi palsu di Israel. Peringatan ini menyoroti bahaya besar dari mereka yang menyalahgunakan otoritas rohani untuk memberikan harapan palsu dan menyesatkan umat Allah. Konteks historisnya adalah masa ketika bangsa Israel sedang menghadapi ancaman dari bangsa-bangsa lain dan kekacauan internal. Di tengah situasi genting inilah, muncul suara-suara yang seharusnya menjadi sumber penghiburan dan tuntunan ilahi, namun justru menyebarkan kebohongan.

Para nabi palsu ini, sesuai dengan deskripsi dalam ayat tersebut, menjanjikan "damai" kepada umat Allah. Namun, janji ini kosong, tidak didasarkan pada kebenaran dan ketaatan kepada Tuhan. Sebaliknya, mereka "menyesatkan umat-Ku", menciptakan ilusi keamanan yang sebenarnya tidak ada. Tindakan mereka ini setara dengan membangun tembok yang rapuh, yang hanya diplester tanpa fondasi yang kuat. Tembok tersebut mungkin terlihat kokoh dari luar, tetapi pada kenyataannya sangat rentan terhadap kehancuran. Ini adalah gambaran metaforis yang tajam mengenai kepalsuan dan ketidakandalan nubuat mereka.

Ancaman Nubuat Palsu Menyesatkan umat dengan janji damai palsu

Ilustrasi: Janji palsu yang menjanjikan ketenangan tanpa dasar kebenaran.

Konsekuensi Keadilan Ilahi

Firman Tuhan dalam Yehezkiel 13:9 tidak hanya berhenti pada deskripsi kesalahan, tetapi juga menegaskan adanya konsekuensi. Frasa "Mereka akan menghadapi murka-Ku" menunjukkan bahwa Allah tidak tinggal diam terhadap kebohongan yang merusak umat-Nya. Murka Allah adalah respons keadilan terhadap ketidaksetiaan dan penipuan. Para nabi palsu ini tidak hanya akan menghadapi penilaian manusia, tetapi yang lebih penting, mereka akan mempertanggungjawabkan tindakan mereka di hadapan Penguasa Semesta Alam.

Penting untuk merenungkan bagaimana hal ini berlaku bagi kita saat ini. Dalam era informasi yang serba cepat, kita sering kali dibombardir oleh berbagai macam "nubuat" atau klaim kebenaran, baik dari sisi keagamaan, politik, maupun sosial. Kita perlu memiliki kebijaksanaan rohani untuk membedakan antara suara kebenaran yang memimpin kepada pertumbuhan dan pemulihan, dengan suara kepalsuan yang menawarkan kenyamanan semu tetapi berujung pada kehancuran. Keadilan Allah, yang diilustrasikan melalui murka-Nya terhadap para nabi palsu, mengingatkan kita bahwa kebenaran dan integritas adalah fundamental.

Ketaatan kepada Allah, bukan sekadar keinginan untuk merasa nyaman atau aman, adalah fondasi yang sesungguhnya. Seperti halnya tembok yang perlu dibangun dengan bahan yang kokoh dan fondasi yang kuat, iman dan kehidupan kita perlu dibangun di atas firman Tuhan yang teguh. Nubuat palsu Yehezkiel 13:9 adalah panggilan untuk kewaspadaan spiritual, mendorong kita untuk mencari kebenaran sejati dan menolak segala bentuk penipuan yang menjanjikan kedamaian tanpa mempedulikan keadilan dan ketaatan. Allah adalah Allah yang benar, dan Dia menginginkan umat-Nya hidup dalam kebenaran-Nya.