"Semua yang tinggal di bawah naungan pohon-pohonnya yang lebat, dan yang berteduh di bawah ranting-rantingnya yang rimbun, semuanya yang tinggal dalam hutan itu, akan binasa bersama-sama dia."
Ayat Yehezkiel 31:17 ini, meskipun tampak berbicara tentang kehancuran pohon cedar yang megah dan para penghuni di bawahnya, menyimpan makna yang lebih dalam bagi kehidupan kita di masa kini. Perikop ini menggambarkan kejatuhan Mesir, yang digambarkan sebagai pohon cedar yang tinggi dan indah. Namun, esensi dari ayat ini dapat kita tarik untuk merenungkan tentang ketenangan yang sesungguhnya, terutama ketika kita menghadapi gejolak kehidupan modern.
Dalam dunia yang serba cepat, seringkali kita merasa seperti penghuni yang berlindung di bawah "pohon-pohon megah" yang ternyata rapuh. Ini bisa merujuk pada kekuasaan, kekayaan, status sosial, atau bahkan keyakinan yang kita pegang teguh namun ternyata tidak memiliki dasar yang kokoh. Ketika "pohon-pohon" tersebut tumbang—baik itu karena krisis ekonomi, perubahan politik, kegagalan pribadi, atau kekecewaan mendalam—kita yang bergantung padanya seringkali ikut merasakan dampaknya. Kehancuran yang digambarkan dalam ayat ini menjadi pengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki batasnya dan bisa berlalu.
Namun, di sinilah kita dapat menemukan secercah harapan dan makna yang lebih menyejukkan. Ketenangan sejati bukanlah tentang memiliki perlindungan duniawi yang tak tergoyahkan, melainkan tentang membangun ketenangan batin yang bersumber dari hal yang lebih abadi. Dalam konteks spiritual, kita diajak untuk berlindung pada sumber kekuatan yang tidak akan pernah tumbang. Ini adalah tempat di mana kita dapat menemukan kedamaian, bahkan ketika "hutan" di sekitar kita dilanda badai.
Kehidupan yang tenang dan cerah, seperti warna-warna pada tampilan web ini, bukanlah tentang menghindari masalah, tetapi tentang memiliki jangkar yang kuat di tengah ombak kehidupan. Ketika kita menempatkan kepercayaan pada hal-hal yang kekal, seperti kasih, pengampunan, harapan, dan hubungan yang tulus dengan Yang Maha Kuasa, kita menciptakan sebuah "naungan" batin yang tak akan pernah runtuh. Naungan ini memberikan rasa aman, bukan karena tidak ada masalah, tetapi karena kita tahu bahwa kita memiliki sumber kekuatan yang selalu ada.
Marilah kita belajar dari peringatan dalam Yehezkiel 31:17. Jangan sampai kita menempatkan seluruh harapan dan sandaran kita pada hal-hal yang bersifat sementara. Sebaliknya, fokuskanlah energi kita untuk membangun fondasi spiritual yang kokoh, memupuk hubungan yang bermakna, dan menemukan kedamaian dalam diri sendiri yang bersumber dari sumber yang lebih tinggi. Dengan demikian, kita dapat menghadapi setiap tantangan hidup dengan hati yang tenang, bahkan ketika badai menerpa. Ketenangan sejati adalah hadiah yang dapat kita raih, terlepas dari keadaan dunia di sekitar kita.