"Dan TUHAN berfirman kepadaku: 'Hai anak manusia, telah banyak yang dikatakan tentang tanah Israel: “Ia telah berbuat dosa dan ia telah berkhianat kepada-Ku. Tetapi sekarang, Aku akan mempersembahkan kesalahannya dan akan mendatangkan kekayaannya kepadanya.”'" (Terjemahan Baru)
Nubuat yang tercatat dalam Kitab Yehezkiel, khususnya pada pasal 39 ayat 24, membawa pesan yang mendalam tentang pemulihan dan keadilan ilahi. Ayat ini datang pada saat bangsa Israel sedang mengalami pembuangan dan penderitaan yang panjang, sebuah konsekuensi dari dosa dan pengkhianatan mereka terhadap perjanjian dengan Tuhan. Tuhan sendiri yang berbicara melalui nabi Yehezkiel, mengakui pelanggaran umat-Nya, namun juga menyatakan janji yang mengherankan: pemulihan kesalahan dan pengembalian kekayaan. Frasa ini bukanlah pengabaian atas dosa, melainkan sebuah deklarasi tentang kuasa penebusan Tuhan yang melampaui ketidaksetiaan manusia.
Penegasan dari Tuhan mengenai "telah banyak yang dikatakan tentang tanah Israel: 'Ia telah berbuat dosa dan ia telah berkhianat kepada-Ku.'" mengindikasikan bahwa murka dan penghakiman-Nya bukanlah tanpa dasar. Dosa dan pengkhianatan telah menjadi pola berulang dalam sejarah Israel, menyebabkan mereka kehilangan tanah perjanjian dan kehormatan mereka. Namun, yang membuat ayat ini begitu kuat adalah pergeseran fokus yang segera terjadi. Frasa "Tetapi sekarang, Aku akan mempersembahkan kesalahannya dan akan mendatangkan kekayaannya kepadanya" mengubah narasi dari penghukuman menjadi pemulihan. Ini menandakan bahwa Tuhan tidak membiarkan umat-Nya terpuruk dalam kebinasaan selamanya.
Istilah "mempersembahkan kesalahannya" dapat dipahami sebagai Tuhan yang menanggung atau menyingkirkan beban dosa umat-Nya, serupa dengan ritual penebusan dosa dalam Perjanjian Lama. Ini bukan berarti dosa tidak dihukum, tetapi Tuhan sendiri yang mengaturnya sedemikian rupa sehingga ada jalan menuju pemulihan. Sementara itu, "mendatangkan kekayaannya kepadanya" merujuk pada pengembalian berkat, kemakmuran, dan kedudukan yang telah hilang akibat dosa. Ini adalah janji pemulihan yang komprehensif, mencakup aspek spiritual, material, dan nasional. Tuhan tidak hanya mengampuni, tetapi juga memulihkan dan bahkan melimpahi.
Bagi umat Tuhan pada masa itu, janji ini pasti memberikan secercah harapan di tengah kegelapan. Yehezkiel 39:24 mengingatkan kita bahwa hubungan Tuhan dengan umat-Nya, meskipun seringkali diwarnai oleh ketidaksetiaan manusia, pada akhirnya akan didominasi oleh kasih karunia dan kesetiaan-Nya. Tuhan punya cara untuk memperbaiki apa yang rusak dan mengembalikan apa yang hilang. Ini adalah inti dari kasih dan keadilan ilahi yang bekerja dalam harmoni untuk memulihkan umat-Nya kepada keadaan yang lebih baik, bahkan setelah menghadapi konsekuensi dari kesalahan mereka. Pesan ini terus bergema sebagai pengingat akan kuasa pemulihan Tuhan yang tak terbatas bagi mereka yang berpaling kepada-Nya.