"Mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allah mereka, karena Aku membuang mereka ke antara bangsa-bangsa, lalu mengumpulkan mereka kembali ke tanah mereka, dan tidak seorang pun dari mereka yang akan Kubuang lagi."
Firman Tuhan yang tercatat dalam Kitab Yehezkiel 39:28 ini memiliki makna yang mendalam dan relevan, tidak hanya bagi bangsa Israel pada masanya, tetapi juga bagi pemahaman iman kita hari ini. Ayat ini berbicara tentang kedaulatan Allah yang tak terbantahkan, kasih setia-Nya yang membimbing umat-Nya, dan rencana penebusan-Nya yang sempurna. Inti dari ayat ini adalah pengakuan universal bahwa Allah adalah Tuhan, dan pengakuan itu terjadi melalui tindakan-Nya yang nyata dalam sejarah umat-Nya.
Ketika Yehezkiel menubuatkan tentang pembuangan dan pemulihan Israel, ia sedang menggambarkan sebuah siklus penghakiman ilahi yang diikuti oleh anugerah pemulihan. Bangsa Israel, karena ketidaktaatan mereka, dibuang ke antara bangsa-bangsa asing. Pengalaman ini adalah konsekuensi dari dosa mereka, sebuah pukulan keras yang dirancang untuk membawa mereka kepada kesadaran akan kebobrokan mereka dan kebutuhan mereka akan Tuhan. Namun, pembuangan ini bukanlah akhir dari cerita. Sebaliknya, ini adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar.
Firman "mengumpulkan mereka kembali ke tanah mereka" menegaskan janji Allah untuk memulihkan umat pilihan-Nya. Tindakan pengumpulan kembali ini bukan sekadar perpindahan geografis, tetapi lebih merupakan pemulihan hubungan. Allah berjanji untuk membawa umat-Nya kembali, tidak hanya ke tanah leluhur mereka, tetapi juga kembali kepada-Nya. Ini adalah manifestasi dari kasih karunia-Nya yang tidak pernah putus asa, bahkan ketika umat-Nya berulang kali berpaling.
Bagian terakhir dari ayat ini, "dan tidak seorang pun dari mereka yang akan Kubuang lagi," adalah pernyataan yang sangat kuat tentang kepastian pemulihan ilahi. Ini menyiratkan akhir dari siklus pembuangan dan pengajaran yang keras. Ini berbicara tentang sebuah keadaan permanen di mana umat Allah berada dalam hadirat-Nya, aman di bawah perlindungan-Nya. Ini adalah gambaran tentang perjanjian yang kokoh, di mana Allah meneguhkan komitmen-Nya untuk tidak pernah lagi meninggalkan atau menghukum umat-Nya dengan cara yang sama.
Untuk memahami sepenuhnya makna di balik Yehezkiel 39:28, kita perlu melihatnya melalui lensa anugerah penebusan yang lebih luas dalam Alkitab. Penggenapan tertinggi dari janji pemulihan ini ditemukan dalam Yesus Kristus. Melalui pengorbanan-Nya, kita diampuni, dan melalui kebangkitan-Nya, kita dipulihkan dan dikumpulkan kembali ke dalam keluarga Allah. Kita tidak lagi dibuang karena dosa, melainkan diterima sebagai anak-anak-Nya karena iman kepada Kristus.
Ayat ini adalah pengingat yang indah bahwa rencana Allah selalu meliputi pemulihan. Bahkan dalam masa-masa sulit, pembuangan, atau kesesakan, Allah memiliki tujuan. Dia bekerja untuk membawa kita kembali kepada-Nya, untuk memurnikan kita, dan pada akhirnya, untuk mengumpulkan kita dalam kemuliaan-Nya. Pengakuan bahwa "Akulah TUHAN, Allah mereka" adalah puncak dari pengalaman ini, sebuah kesadaran yang tumbuh melalui tindakan kasih dan pemeliharaan-Nya yang setia.