"Dan lebar sampingnya enam hasta, dan sisi samping rumah itu adalah tiga puluh hasta. Dari luar pada sisi samping rumah itu, yaitu pada sisi dinding luar yang berhadap-hadapan dengan ruangan-ruangan samping itu, terdapat selasar selebar lima puluh hasta."
Kitab Yehezkiel merupakan salah satu kitab kenabian dalam Perjanjian Lama yang memberikan deskripsi rinci mengenai visi Allah tentang Bait Suci yang baru. Visi ini tidak hanya sekadar gambaran arsitektur, tetapi juga sarat makna teologis dan spiritual. Salah satu bagian penting dari visi ini terdapat pada pasal 41, yang secara spesifik membahas ukuran dan denah bangunan Bait Allah. Ayat 9 dari pasal ini, Yehezkiel 41:9, memberikan detail mengenai dimensi sebuah area di sisi samping rumah, yang berbatasan dengan selasar.
"Dan lebar sampingnya enam hasta, dan sisi samping rumah itu adalah tiga puluh hasta. Dari luar pada sisi samping rumah itu, yaitu pada sisi dinding luar yang berhadap-hadapan dengan ruangan-ruangan samping itu, terdapat selasar selebar lima puluh hasta." Ayat ini menggambarkan sebuah struktur yang memiliki kedalaman tiga puluh hasta di bagian sisi rumah utama. Lebar dari sisi samping ini sendiri adalah enam hasta. Namun, yang lebih menarik adalah adanya selasar di bagian luarnya, yang memiliki lebar lima puluh hasta. Ini menunjukkan adanya ruang yang sangat luas di sekeliling struktur utama Bait Allah.
Dimensi-dimensi ini memberikan gambaran mengenai kemegahan dan keteraturan rancangan Bait Allah. Angka 'enam', 'tiga puluh', dan 'lima puluh' bukanlah angka sembarangan, melainkan seringkali memiliki makna simbolis dalam tradisi Ibrani. Lebar enam hasta bisa merujuk pada kelengkapan atau kesempurnaan dalam beberapa konteks, sementara tiga puluh dan lima puluh menunjukkan proporsi yang signifikan. Selasar yang lebar ini, berhadapan langsung dengan ruangan-ruangan samping, mengindikasikan area publik atau ruang perantara yang penting.
Dalam konteks visi Yehezkiel, Bait Allah yang baru ini melambangkan kehadiran Allah yang diperbarui dan disempurnakan di tengah umat-Nya. Ukuran yang teratur dan ruang yang luas dapat diartikan sebagai perluasan anugerah dan keselamatan yang ditawarkan Allah. Selasar yang lebar bisa menjadi simbol penyambutan bagi umat beriman, sebuah ruang untuk bersekutu dan beribadah dengan leluasa. Perbandingan antara lebar selasar (lima puluh hasta) dengan ruang samping (enam hasta) dan kedalaman sisi samping (tiga puluh hasta) menyoroti betapa pentingnya area luar atau ruang transisi dalam keseluruhan desain.
Penting untuk diingat bahwa visi Yehezkiel ini memiliki dua lapisan penafsiran. Pertama, sebagai gambaran Bait Allah yang ideal di Yerusalem, yang memberikan panduan bagi pembangunan kembali setelah pembuangan. Kedua, dan yang lebih dalam bagi umat Kristen, visi ini dilihat sebagai gambaran foreshadowing dari Bait Allah yang sesungguhnya, yaitu tubuh Kristus dan gereja-Nya. Dengan demikian, dimensi-dimensi ini dapat diinterpretasikan secara rohani sebagai luasnya kasih karunia Allah, kedalaman kebenaran-Nya, dan ruang yang tak terbatas bagi setiap orang yang datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus. Studi mendalam terhadap detail arsitektur dalam visi Yehezkiel seperti yang dijelaskan dalam Yehezkiel 41:9 terus memberikan wawasan berharga tentang karakter Allah dan rencana-Nya bagi umat manusia.