"Dinding timur kelima ratus hasta, dan dinding timur gerbangnya lima ratus hasta. Di sebelah barat seratus hasta, dan di sebelah timur seratus hasta. Di sebelah utara seratus hasta, dan di sebelah selatan seratus hasta."
Kitab Yehezkiel, khususnya pasal 42, menyajikan visi kenabian yang mendalam tentang pembangunan kembali Bait Allah. Ayat 16 dari pasal ini memberikan dimensi spesifik dari bangunan suci tersebut, yang bukan hanya sekadar struktur fisik, tetapi juga lambang perjanjian dan kehadiran ilahi. Ukuran yang disebutkan—dinding timur 500 hasta, dan di sebelah barat, utara, serta selatan masing-masing 100 hasta—memberikan gambaran tentang monumentalitas dan keteraturan rencana ilahi.
Angka-angka ini, meskipun tampak teknis, memiliki makna teologis yang penting. 500 hasta, yang merupakan ukuran paling besar di sisi timur, bisa diinterpretasikan sebagai sisi yang menghadap ke arah matahari terbit, simbol kehidupan baru dan kedatangan kemuliaan TUHAN. Di sisi lain, ukuran 100 hasta di tiga sisi lainnya menunjukkan keseimbangan dan proporsi yang sempurna, mencerminkan kesempurnaan dan ketertiban dalam rancangan Allah. Ini bukanlah bangunan yang dibangun secara acak, melainkan sesuai dengan cetak biru surgawi.
Visi ini diberikan kepada Yehezkiel pada masa pembuangan di Babel, sebuah periode keputusasaan bagi bangsa Israel. Pemberian detail mengenai Bait Allah yang baru ini berfungsi sebagai sumber pengharapan dan kepastian bahwa rencana Allah tidaklah batal. Meskipun mereka berada jauh dari tanah perjanjian, Allah menunjukkan bahwa Bait-Nya akan dibangun kembali, dan kehadiran-Nya akan kembali menyertai umat-Nya. Ukuran yang presisi menegaskan bahwa Allah adalah Allah yang tertib dan setia pada janji-Nya.
Bagi umat percaya, ayat ini mengingatkan bahwa perancangan rohani juga memiliki kedalaman dan kekudusan. Seperti Bait Allah yang dibangun dengan detail yang cermat, kehidupan rohani kita pun dipanggil untuk hidup dalam ketertiban dan kekudusan, mencerminkan karakter Allah. Ukuran-ukuran ini mengajak kita untuk merenungkan skala rencana Allah yang luas dan mendalam, serta betapa pentingnya setiap elemen dalam pelaksanaan-Nya. Visi Yehezkiel tidak hanya tentang batu dan mortar, tetapi tentang realitas spiritual yang jauh lebih besar, yaitu penyertaan Allah yang kekal.
Perbandingan antara dimensi yang berbeda juga dapat menyiratkan hierarki atau fokus tertentu dalam Bait Allah. Sisi timur yang lebih panjang bisa jadi menyoroti pentingnya pintu masuk utama atau area yang lebih terbuka untuk menerima kehadiran ilahi yang datang dari timur. Hal ini mengingatkan kita pada prinsip bahwa fokus dalam pelayanan dan penyembahan haruslah diarahkan kepada Allah. Ketaatan pada ukuran dan proporsi yang ditetapkan oleh Allah menunjukkan pentingnya ketaatan dalam segala aspek ibadah dan kehidupan. Yehezkiel 42:16 bukan sekadar ukuran arsitektural, melainkan sebuah pengingat akan keagungan, ketertiban, dan kesetiaan Allah dalam rancangan penebusan-Nya.