Yehezkiel 43:3

Dan kedengaranlah suara-Nya seperti suara banyak air dan bumi diterangi oleh kemuliaan-Nya.

Ayat Yehezkiel 43:3 adalah sebuah penegasan yang kuat mengenai keagungan dan kehadiran Allah yang tak terbantahkan. Dalam konteks visi kenabian Yehezkiel tentang bait Allah yang baru, ayat ini menggambarkan sebuah momen yang penuh dengan kemuliaan ilahi yang dirasakan secara sensoris. Suara yang terdengar digambarkan sebagai "suara banyak air," sebuah metafora yang membangkitkan citra kekuatan alam yang dahsyat dan tak terbatas. Air yang banyak seringkali melambangkan keberlimpahan, kehidupan, dan kekuatan yang tak terukur. Kombinasi suara ini dengan kemuliaan yang menyertainya menciptakan gambaran tentang kehadiran Allah yang melampaui pemahaman manusia biasa.

Kemuliaan Allah yang diterangi oleh penglihatan Yehezkiel ini bukan sekadar cahaya fisik semata. Ini adalah manifestasi dari kesucian, kekudusan, dan kuasa-Nya yang meliputi segalanya. Dalam tradisi Alkitab, kemuliaan Allah (Shekhinah) seringkali diasosiasikan dengan manifestasi fisik kehadiran-Nya yang dapat disaksikan atau dirasakan. Ayat ini membawa kita pada kesadaran akan realitas Ilahi yang begitu nyata sehingga dapat didengar dan dilihat, bahkan ketika diungkapkan melalui simbolisme yang kuat.

Ketika kita merenungkan Yehezkiel 43:3, kita diingatkan bahwa Allah adalah pribadi yang hadir. Kehadiran-Nya bukan sesuatu yang jauh atau abstrak, melainkan sesuatu yang dapat dialami. Suara-Nya yang seperti banyak air mengingatkan kita akan kekuatan dan kedalaman kasih-Nya yang tak terselami. Bumi yang diterangi oleh kemuliaan-Nya menunjukkan bahwa kehadiran-Nya membawa terang, kebenaran, dan keadilan ke dalam dunia. Ini adalah janji bahwa di tengah kerapuhan dan kegelapan dunia, ada sumber cahaya yang abadi dan kekuatan yang memulihkan.

Bagi umat beriman, ayat ini menjadi sumber pengharapan. Di tengah tantangan hidup, penderitaan, atau rasa keraguan, kesadaran akan kehadiran Allah yang mulia ini dapat memberikan kekuatan dan ketenangan. Yehezkiel menerima visi ini pada saat bangsa Israel berada dalam pembuangan dan keputusasaan, namun nabi diberi penglihatan tentang masa depan yang penuh kemuliaan Allah yang kembali. Ini menekankan bahwa meskipun keadaan mungkin terlihat suram, janji Allah untuk hadir dan memulihkan tetap teguh.

Memahami Yehezkiel 43:3 juga mengajak kita untuk bersikap hormat dan takjub di hadapan Allah. Suara yang dahsyat dan cahaya kemuliaan-Nya menuntut respons penundukan dan penyembahan. Ini adalah panggilan untuk membawa diri kita di hadapan-Nya dengan kerendahan hati, mengakui kebesaran-Nya dan membiarkan kehadiran-Nya membentuk kembali hidup kita. Pada akhirnya, ayat ini adalah pengingat yang indah tentang sifat Allah yang kudus, berkuasa, dan selalu hadir di antara umat-Nya, membawa terang dan kehidupan ke dalam setiap situasi.