Ilustrasi: Perjalanan dan harapan di bawah langit yang cerah.
Ayat Yeremia 14:8 mengalunkan sebuah doa yang sarat dengan kebingungan dan keputusasaan, namun juga tersirat sebuah pengakuan akan identitas sejati Tuhan. Nabi Yeremia, di tengah kondisi umat Israel yang sedang menghadapi malapetaka, mengajukan pertanyaan mendalam kepada Tuhan. Ia bertanya mengapa Tuhan, yang dikenal sebagai "harapan Israel" dan "Penyelamatnya di waktu kesesakan," kini tampak seperti "orang asing" atau "pelancong" yang tidak memiliki akar dan keterikatan yang kuat.
Konteks ayat ini merujuk pada masa ketika Israel sedang dilanda kekeringan yang parah dan ancaman invasi dari bangsa lain. Kondisi fisik mereka yang sulit, ditambah dengan ketidakpastian akan perlindungan ilahi, menciptakan keraguan dan keputusasaan. Di saat-saat seperti inilah, identitas Tuhan sebagai "harapan" dan "penyelamat" seharusnya menjadi jangkar yang kokoh. Namun, keadaan yang mereka alami seolah mempertanyakan kehadiran dan kuasa Tuhan. Mereka merasa seolah Tuhan telah menarik diri, tidak lagi hadir secara aktif dalam kehidupan mereka, melainkan hanya sekadar melintas tanpa memberikan pertolongan yang berarti.
Namun, di balik pertanyaan yang terdengar seperti keluhan itu, terkandung sebuah pengakuan fundamental. Yeremia tidak mempertanyakan keberadaan Tuhan, melainkan mengingatkan Tuhan akan jati diri-Nya sendiri dan peran-Nya yang seharusnya bagi Israel. Ia memanggil Tuhan sebagai "harapan Israel." Ini menunjukkan bahwa meskipun dalam situasi terburuk, mereka masih mengakui bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber harapan mereka yang sejati. Keadaan mungkin saja terasa seperti Tuhan berjarak, namun keyakinan dasar akan kasih dan kuasa-Nya tetap ada.
Perumpamaan "orang asing" dan "pelancong" menggambarkan perasaan terasing dan tidak dipedulikan. Israel merasa ditinggalkan di tengah penderitaan mereka. Mereka merindukan kehadiran Tuhan yang kukuh dan dapat diandalkan, bukan sosok yang hanya singgah sebentar lalu pergi tanpa memberikan solusi. Ini adalah seruan dari hati yang merindukan pemulihan dan jaminan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan mereka, terutama di masa-masa penuh gejolak.
Pesan dalam Yeremia 14:8 relevan hingga kini. Dalam kehidupan modern, kita pun seringkali menghadapi tantangan, kesulitan, dan situasi yang membuat kita merasa seolah Tuhan jauh. Ketika doa-doa terasa tidak terjawab, atau ketika musibah datang silih berganti, muncul pertanyaan yang sama: "Mengapa Engkau seperti orang asing, ya Tuhan?" Namun, seperti Yeremia, kita dipanggil untuk tetap memegang teguh identitas Tuhan sebagai harapan kita. Pengakuan akan Dia sebagai penyelamat, meskipun dalam situasi yang paling gelap, adalah fondasi iman yang akan menopang kita. Kehadiran Tuhan mungkin tidak selalu terasa seperti yang kita inginkan secara instan, namun iman mengajarkan bahwa Dia selalu hadir, berdaulat, dan memiliki rencana terbaik bagi umat-Nya. Yeremia 14:8 mengingatkan kita untuk terus mencari, berseru, dan meyakini bahwa Dia adalah harapan sejati kita, bahkan ketika badai menerpa.