Yeremia 19:5

"Mereka pun mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi Baal untuk membakar anak-anak mereka dengan api sebagai korban bakaran, suatu hal yang tidak pernah Aku perintahkan atau Aku sabdakan, dan yang tidak pernah timbul dalam hati-Ku."

Simbol peringatan menunjukkan konsekuensi dari pelanggaran firman Tuhan.

Makna Peringatan Yeremia 19:5

Ayat Yeremia 19:5 adalah sebuah kutipan yang menggugah dari Nabi Yeremia, yang menyampaikan pesan keras dari Tuhan mengenai praktik-praktik keji yang dilakukan oleh umat-Nya. Ayat ini tidak hanya menegur tetapi juga mengungkap betapa jauhnya umat pilihan itu menyimpang dari jalan Tuhan. Tuhan menyatakan dengan tegas bahwa persembahan anak-anak melalui api bukanlah sesuatu yang pernah Ia perintahkan, apalagi diinginkan.

Dalam konteks sejarahnya, bangsa Israel pada masa Yeremia sedang terjerumus dalam penyembahan berhala, termasuk praktik mengerikan dari bangsa-bangsa di sekitarnya seperti Amon dan Kanaan yang mengorbankan anak-anak mereka kepada dewa Molokh. Tindakan ini bukan hanya pelanggaran terhadap perintah pertama dan utama Tuhan, yaitu jangan menyembah ilah lain, tetapi juga merupakan kebejatan moral yang paling mendalam. Tuhan menegaskan bahwa perbuatan tersebut bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran-Nya, menunjukkan betapa mengerikannya praktik tersebut di mata-Nya.

Pesan Tuhan melalui Yeremia ini memiliki implikasi teologis yang signifikan. Pertama, ini menekankan kesucian dan kebaikan Tuhan. Tuhan adalah sumber kehidupan dan kasih, bukan kekejaman. Permintaan atau penerimaan terhadap pengorbanan anak-anak adalah simbol dari kejahatan murni yang sangat bertentangan dengan karakter Ilahi. Kedua, ayat ini menyoroti konsekuensi dari ketidaktaatan dan penyembahan berhala. Tindakan tersebut membawa murka Tuhan dan hukuman yang berat, yang pada akhirnya berujung pada pembuangan bangsa Israel.

Pelajaran untuk Masa Kini

Meskipun ayat ini berbicara tentang konteks historis tertentu, pesan universalnya tetap relevan hingga kini. Yeremia 19:5 mengingatkan kita untuk senantiasa memeriksa hati dan praktik keagamaan kita. Apakah ada "penyembahan berhala" modern yang kita lakukan? Apakah ada hal-hal yang kita prioritaskan di atas Tuhan, atau praktik-praktik yang kita anggap lumrah namun sebenarnya bertentangan dengan kehendak-Nya?

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh godaan, mudah bagi kita untuk tersesat. Kita mungkin tidak secara harfiah mempersembahkan anak-anak kita kepada berhala, tetapi kita bisa saja mempersembahkan waktu, tenaga, dan hati kita kepada kekayaan, kekuasaan, kesenangan duniawi, atau bahkan pandangan-pandangan filosofis yang menolak kebenaran Ilahi. Tuhan ingin hati kita yang utuh, kesetiaan kita yang tulus, dan ibadah kita yang murni kepada-Nya saja.

Ayat ini adalah panggilan untuk kembali kepada Firman Tuhan, untuk menguji setiap pemikiran dan tindakan kita terhadap standar kekudusan-Nya. Tuhan tidak menginginkan ibadah lahiriah semata, tetapi hati yang tunduk dan mengasihi-Nya. Peringatan Yeremia 19:5 adalah juga sebuah undangan untuk mengenal Tuhan yang sesungguhnya, yang adalah kasih, keadilan, dan kebaikan, serta menjauhi segala sesuatu yang dapat menjauhkan kita dari-Nya dan membawa kehancuran.