Ayat Yeremia 25:3 merupakan sebuah pernyataan yang lugas dari Nabi Yeremia mengenai lamanya ia telah dipercayakan untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada bangsa Yehuda. Frasa "dua puluh tiga tahun lamanya" menggarisbawahi ketekunan dan kesabaran Tuhan dalam menawarkan kesempatan pertobatan kepada umat-Nya. Sejak masa muda Yeremia, Tuhan terus menerus berbicara melalui dirinya, memberikan peringatan dan ajakan untuk kembali kepada jalan yang benar.
Namun, ayat ini juga mencatat sebuah realitas yang menyedihkan: bangsa Yehuda tidak mendengarkan. Meskipun pesan Tuhan disampaikan tanpa henti, baik pada "pagi dan petang," telinga mereka tertutup, dan hati mereka mengeras. Ini adalah gambaran yang menyakitkan tentang ketidakpedulian spiritual yang mendalam, sebuah penolakan terhadap kasih karunia dan kebenaran ilahi. Penolakan ini bukanlah hal yang sepele; ia memiliki konsekuensi yang sangat berat.
Konteks Yeremia 25 lebih luas dari sekadar ayat ini. Di pasal ini, Yeremia diinstruksikan untuk mempersembahkan piala murka Tuhan kepada semua bangsa. Ini adalah gambaran tentang penghakiman ilahi yang akan datang atas dosa dan ketidaktaatan. Namun, bahkan dalam peringatan penghakiman, ada janji tersirat tentang pemulihan. Setelah masa penghukuman, Tuhan akan kembali memulihkan umat-Nya.
Pesan Yeremia 25:3, meskipun terdengar seperti nada keluhan nabi, sebenarnya adalah pengingat tentang dua hal penting. Pertama, tentang kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan dalam menyampaikan firman-Nya dan memberikan kesempatan. Kedua, tentang bahaya besar dari ketidakpedulian terhadap suara Tuhan. Penolakan terhadap firman Tuhan, sekecil apapun itu, dapat membawa konsekuensi yang mengerikan, bukan hanya bagi individu tetapi juga bagi seluruh komunitas.
Meskipun bangsa Yehuda pada masa Yeremia memilih untuk tidak mendengarkan, Firman Tuhan tidak pernah kembali sia-sia. Janji pemulihan yang terkandung dalam keseluruhan kitab Yeremia, serta pengajaran di pasal ini, memberikan harapan. Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya sepenuhnya. Setelah masa hukuman dan pemurnian, Tuhan berjanji untuk mengembalikan umat-Nya dan mendirikan kembali perjanjian-Nya dengan mereka. Ini adalah pengingat yang kuat bagi kita di masa kini bahwa setiap kesempatan untuk mendengar dan menaati firman Tuhan adalah anugerah yang berharga.
Memahami Yeremia 25:3 mengajarkan kita pentingnya mendengarkan dengan saksama setiap pesan yang datang dari Tuhan, baik melalui firman tertulis, pelayanan, maupun suara hati nurani. Ketaatan bukanlah pilihan, melainkan respons yang tepat terhadap kasih dan kebenaran Tuhan. Marilah kita menjadikan hati kita terbuka dan telinga kita siap untuk mendengar, agar kita dapat mengalami janji pemulihan dan berkat yang dijanjikan oleh Tuhan bagi mereka yang setia.