Ayat Yeremia 5:5 merupakan sebuah teguran keras yang disampaikan oleh Nabi Yeremia kepada bangsa Israel pada masanya. Ayat ini menyoroti sebuah fenomena yang sangat menyedihkan sekaligus mengerikan: mereka yang seharusnya menjadi panutan, para pemimpin dan orang-orang terkemuka, justru menjadi pionir dalam kebodohan dan pemberontakan terhadap Tuhan.
Kata "Sesungguhnya, orang-orang terkemuka itulah yang melakukannya" segera menarik perhatian kita pada sumber masalah. Bukan sembarang orang yang bersalah, melainkan mereka yang memegang posisi penting dalam masyarakat, yang seharusnya menjadi teladan kebenaran dan ketaatan kepada Tuhan. Mereka, dengan posisi dan pengaruh mereka, seharusnya membimbing umat ke jalan yang benar. Namun, sebaliknya, mereka justru memimpin umat ke jurang kehancuran.
Frasa "merekalah yang telah berbuat kebodohan" menekankan sifat tindakan mereka. Kebodohan di sini bukanlah ketidaktahuan semata, melainkan penolakan sadar terhadap hikmat ilahi. Mereka memiliki pengetahuan, tetapi memilih untuk mengabaikannya. Ini adalah kebodohan yang disengaja, sebuah pilihan untuk berjalan melawan kehendak Tuhan.
Poin krusial dari ayat ini adalah penjelasannya: "sebab mereka mengenal jalan TUHAN, hukum TUHAN, dan telah melanggar perintah-Nya bersama-sama." Ini adalah inti dari kesedihan dan kemarahan ilahi yang diungkapkan Yeremia. Mereka tidak bisa beralasan dengan ketidaktahuan. Mereka telah diberikan wahyu, mereka telah diperkenalkan dengan cara hidup Tuhan, hukum-hukum-Nya yang adil, dan perintah-perintah-Nya yang memelihara kehidupan. Mereka telah menerima pengajaran, bahkan mungkin telah mengalami berkat-berkat Tuhan atas ketaatan.
Namun, alih-alih berpegang teguh pada kebenaran yang mereka ketahui, mereka memilih untuk "melanggar perintah-Nya bersama-sama." Kata "bersama-sama" menunjukkan sebuah konspirasi dalam dosa, sebuah perserikatan dalam kejahatan. Bukan hanya tindakan individual, tetapi sebuah gerakan kolektif yang didukung oleh para pemimpin. Ini membuat situasi semakin buruk, karena mempengaruhi seluruh struktur masyarakat dan menimbulkan godaan besar bagi orang-orang biasa untuk ikut terjerumus.
Dalam konteks yang lebih luas, Yeremia 5:5 mengingatkan kita akan pentingnya integritas, terutama bagi mereka yang berada dalam posisi kepemimpinan. Ketika para pemimpin moral dan spiritual jatuh ke dalam kebodohan dan pemberontakan, dampaknya bisa sangat merusak. Mereka tidak hanya menghancurkan diri sendiri, tetapi juga membuka pintu bagi kehancuran spiritual dan moral umat yang mereka pimpin. Ayat ini menjadi panggilan untuk selalu memeriksa hati dan tindakan kita, memastikan bahwa pengetahuan akan firman Tuhan bukan hanya tersimpan di otak, tetapi terwujud dalam ketaatan yang setia, khususnya bagi mereka yang dipercayakan dengan tanggung jawab besar. Kebenaran Tuhan adalah jalan kehidupan, dan melanggarnya, bahkan ketika kita mengenalnya, adalah kebodohan yang paling tragis.