Yeremia 50:26 - Nubuat Kehancuran Babel

"Bukakanlah lumbung-lumbungnya dari utara dan buatlah dia terbongkar! Terkumpullah seluruh kaumnya menjadi korban sembelihan. Celakalah mereka, karena harinya sudah datang, waktu penghukuman mereka!"
Babylonia yang perkasa, Kini ditimpa murka Tuhan. Penghakiman telah tiba. JUSTRU
Ilustrasi simbolis kehancuran dan penghakiman

Kitab Yeremia merupakan salah satu kitab kenabian utama dalam Perjanjian Lama, yang berisi peringatan dan nubuat dari nabi Yeremia kepada Kerajaan Yehuda dan bangsa-bangsa di sekitarnya. Salah satu bagian yang paling dramatis adalah nubuat tentang kejatuhan Babel, sebuah imperium yang pada masanya dianggap tak terkalahkan. Ayat Yeremia 50:26 secara gamblang menyatakan bagaimana kehancuran Babel akan datang, bukan hanya dalam bentuk penaklukan militer, tetapi juga sebagai sebuah penghakiman ilahi.

Perkataan "Bukakanlah lumbung-lumbungnya dari utara dan buatlah dia terbongkar!" menggambarkan sebuah tindakan yang sangat merendahkan bagi sebuah bangsa yang besar. Lumbung-lumbung melambangkan kekayaan, persediaan makanan, dan segala sesuatu yang menopang kehidupan serta kemakmuran suatu bangsa. Membukakannya dan membuatnya terbongkar berarti menelanjangi Babel dari segala yang dimilikinya, membuatnya rentan dan dilucuti. Tangan yang membongkar itu datang dari "utara," yang dalam konteks sejarah, seringkali merujuk pada bangsa Media dan Persia, musuh-musuh Babel yang memang bangkit dari arah tersebut.

Frasa selanjutnya, "Terkumpullah seluruh kaumnya menjadi korban sembelihan," mempertegas sifat penghakiman ini. Babel tidak hanya ditaklukkan, tetapi seluruh penduduknya akan menjadi mangsa. Ini bisa merujuk pada pembantaian massal saat kota itu jatuh, atau mungkin pengungsian dan pembuangan yang menyebabkan mereka tercerai-berai dan lenyap. Kata "korban sembelihan" menimbulkan gambaran kekejaman dan pengorbanan paksa, bukan sukarela. Bangsa yang tadinya sombong dan berkuasa kini menjadi objek penghancuran.

Puncak dari ayat ini adalah pernyataan yang tegas: "Celakalah mereka, karena harinya sudah datang, waktu penghukuman mereka!" Kata "celakalah" adalah seruan duka dan kutukan bagi Babel. Allah tidak lagi menunda penghakiman-Nya. Hari yang dinubuatkan telah tiba, dan waktu untuk mempertanggungjawabkan segala kejahatan dan kesombongan mereka telah datang. Ini adalah pengingat bahwa meskipun bangsa-bangsa kuat bisa bertahan lama, pada akhirnya, tidak ada kekuasaan di bumi yang dapat lolos dari pengawasan dan keadilan ilahi. Yeremia 50:26 bukan sekadar ramalan politik, melainkan sebuah deklarasi keadilan Allah atas kesombongan dan penindasan yang dilakukan oleh Babel.

Nubuat ini memberikan perspektif yang penting bagi para pembaca, baik di masa Yeremia maupun di masa kini. Ia mengajarkan bahwa kesombongan, kekejaman, dan penyembahan berhala pada akhirnya akan berujung pada kehancuran. Kejatuhan Babel yang digambarkan dalam ayat ini menjadi bukti nyata bahwa kekuasaan duniawi bersifat sementara, dan hanya keadilan serta kedaulatan Allah yang kekal. Ayat ini menggarisbawahi bahwa setiap bangsa dan individu akan diminta pertanggungjawaban atas tindakan mereka di hadapan Pencipta.