Yeremia 51:3 - Seruan Penghakiman Atas Babel

"‘Memanah dia, memanahkan busur; memanahkan dia di sekelilingnya, hai kamu yang memakai alat perang, janganlah ada yang luput; balaslah kepadanya sepadan dengan perbuatannya, sesuai dengan segala yang dilakukannya, balaslah dia.’"
Ilustrasi proses penghakiman dengan simbol panah dan perisai

Kitab Yeremia merupakan salah satu kitab kenabian dalam Perjanjian Lama yang sarat dengan peringatan, nubuat, dan ratapan. Di dalamnya, Nabi Yeremia menyampaikan pesan-pesan dari Tuhan kepada bangsa Israel, yang seringkali terjerumus dalam dosa dan penyembahan berhala. Salah satu bagian penting dari kitab ini adalah nubuat-nubuat mengenai penghakiman Tuhan atas berbagai bangsa, termasuk bangsa Babel yang menjadi musuh bebuyutan Israel.

Konteks Yeremia 51:3

Ayat Yeremia 51:3 ini muncul dalam konteks nubuat penghakiman Tuhan atas Babel. Bangsa Babel dikenal sebagai imperium yang kuat dan angkuh, yang telah menaklukkan banyak bangsa, termasuk Yehuda, dan membawa sebagian besar penduduknya ke dalam pembuangan. Namun, kekuasaan dan kesombongan Babel ini akan segera runtuh di bawah tangan Tuhan.

Dalam ayat ini, Tuhan memerintahkan sebuah seruan perang yang gamblang. Gambaran "memanah dia, memanahkan busur; memanahkan dia di sekelilingnya, hai kamu yang memakai alat perang, janganlah ada yang luput" melukiskan serangan yang total dan tanpa ampun. Ini bukan sekadar pertempuran biasa, melainkan eksekusi hukuman ilahi. Tuhan menggerakkan bangsa-bangsa lain, yang seringkali menjadi korban keserakahan Babel, untuk bangkit melawan dan menghancurkan kota itu.

Makna Penghakiman dan Pembalasan

Frasa "balaslah kepadanya sepadan dengan perbuatannya, sesuai dengan segala yang dilakukannya, balaslah dia" menegaskan prinsip keadilan ilahi. Tuhan adalah hakim yang adil, dan setiap tindakan akan menerima balasannya. Babel telah melakukan banyak kejahatan: penindasan, penyerangan, penjarahan, dan penyembahan berhala. Kini, tibalah saatnya mereka menuai apa yang telah mereka tabur. Tuhan tidak akan membiarkan kejahatan merajalela tanpa konsekuensi.

Pesan dalam Yeremia 51:3 ini mengandung makna teologis yang mendalam. Pertama, ini menunjukkan kedaulatan Tuhan atas seluruh sejarah dan bangsa-bangsa. Meskipun tampak kuat, kekuasaan Babel hanyalah sementara dan tunduk pada kehendak Tuhan. Kedua, ayat ini mengingatkan bahwa Tuhan memelihara keadilan. Perbuatan jahat pasti akan mendapat ganjaran, entah itu di dunia ini atau di kemudian hari.

Relevansi Sepanjang Masa

Meskipun ditujukan kepada bangsa Babel di masa lalu, prinsip yang terkandung dalam Yeremia 51:3 tetap relevan hingga kini. Kita diingatkan bahwa kekuatan dan kekuasaan duniawi bukanlah segalanya. Kesombongan, kezaliman, dan penindasan tidak akan bertahan selamanya. Tuhan melihat segala sesuatu dan pada akhirnya, keadilan akan ditegakkan.

Bagi orang percaya, ayat ini juga menjadi pengingat untuk tidak meniru cara-cara dunia yang penuh kekerasan dan kejahatan, melainkan untuk hidup dalam kebenaran dan keadilan Tuhan. Tuhan juga akan membalas setiap kebaikan dan kesetiaan umat-Nya. Dalam setiap tantangan hidup, kita dapat bersandar pada keyakinan bahwa Tuhan adalah hakim yang adil dan pembalas yang setia.

Seruan penghakiman atas Babel ini bukanlah sekadar cerita sejarah, melainkan sebuah pernyataan teologis tentang karakter Tuhan: Dia kudus, adil, dan berkuasa atas segala sesuatu. Ia tidak tinggal diam melihat kejahatan, dan Ia akan memulihkan keadilan pada waktunya.