"Umat-Ku, keluarlah dari tengah-tengahnya! Masing-masing harus menyelamatkan nyawanya dari murka TUHAN yang meluap."
Ilustrasi pelarian dan harapan.
Ayat Yeremia 51:45 merupakan peringatan tegas dan panggilan mendesak dari Allah. Dalam konteks Kitab Yeremia, ayat ini merujuk pada penghakiman ilahi yang akan menimpa Babel, sebuah kerajaan yang seringkali melambangkan kekuatan dunia yang menindas dan menyembah berhala. Panggilan "Umat-Ku, keluarlah dari tengah-tengahnya!" bukanlah sekadar saran, melainkan sebuah perintah yang mengandung urgensi penyelamatan.
Allah, melalui nabi-Nya, tidak ingin umat-Nya ikut serta dalam kebejatan dan kejatuhan Babel. Mereka diperintahkan untuk memisahkan diri, untuk tidak terseret dalam bencana yang akan segera melanda. Ini adalah pesan tentang pentingnya integritas rohani dan keberanian untuk berdiri teguh dalam kebenaran, bahkan ketika dikelilingi oleh kekuatan yang menyesatkan.
Frasa "Masing-masing harus menyelamatkan nyawanya dari murka TUHAN yang meluap" menyoroti keseriusan situasi. Murka TUHAN digambarkan sebagai sesuatu yang meluap, menunjukkan kekuatannya yang dahsyat dan tak terhindarkan. Bagi umat pilihan-Nya, keluar dari Babel adalah tindakan iman yang akan melindungi mereka dari dampak murka tersebut. Ini bukanlah tentang keselamatan diri semata dari bahaya fisik, melainkan juga dari konsekuensi spiritual akibat terikat pada sistem yang melawan kehendak Allah.
Pesan ini memiliki relevansi yang mendalam bagi setiap zaman. Dalam kehidupan modern, kita juga sering dihadapkan pada berbagai "Babel" – pengaruh budaya, sistem ekonomi, atau ideologi yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan. Panggilan untuk keluar dari tengah-tengahnya berarti menolak untuk dikompromikan oleh nilai-nilai yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Ini membutuhkan kewaspadaan rohani, pendengaran yang tajam terhadap suara Tuhan, dan keberanian untuk bertindak sesuai dengan panggilan-Nya.
Pemisahan yang diperintahkan oleh Tuhan bukan berarti mengisolasi diri sepenuhnya dari dunia. Kitab Suci juga mengajarkan umat Tuhan untuk menjadi garam dan terang di dunia. Namun, ada batasan yang jelas. Yeremia 51:45 menekankan pentingnya membedakan diri dari dosa dan kejahatan. Kita dipanggil untuk hidup di dunia tetapi tidak menjadi bagian dari kebobrokan dunia. Ini adalah keseimbangan yang krusial: berinteraksi dengan orang lain, berbagi kasih, tetapi tetap menjaga kekudusan diri dan kesetiaan kepada Tuhan.
Pesan ini mengingatkan kita bahwa identitas kita sebagai umat Allah adalah yang utama. Di tengah hiruk pikuk dunia, kita harus terus-menerus memeriksa diri, apakah kita masih berjalan sesuai dengan jalan Tuhan. Peringatan dari Yeremia 51:45 adalah pengingat yang kuat bahwa kesetiaan kepada Allah akan selalu membutuhkan keputusan yang berani, terutama ketika itu berarti membedakan diri dari apa yang populer atau diterima oleh masyarakat luas. Dengan mendengarkan firman ini, kita diingatkan untuk terus mencari perlindungan dalam kasih dan kuasa Tuhan, dan untuk hidup sesuai dengan panggilannya yang kudus.