Yesaya 32:14 - Berkat di Tanah Tandus

"Sebab bukit-bukit puri ditinggalkan, hingar-bingar kota menjadi sunyi, tempat-tempat perburuan telah ditinggalkan, dan lenguhan lembu telah menjadi pemandangan bagi keledai hutan."
Damai
Simbol ketenangan dan pemulihan

Ayat ini dari Kitab Yesaya, pasal 32 ayat 14, menggambarkan sebuah pemandangan yang mencolok, sebuah transisi dari kehancuran dan kekacauan menuju pemulihan dan kedamaian. Dalam konteks nubuatan para nabi, seringkali gambaran seperti ini merujuk pada masa penghakiman dan pembuangan, diikuti oleh janji pemulihan dan keselamatan yang akan datang. Ayat ini spesifik dalam menggambarkan lanskap yang ditinggalkan, di mana pusat-pusat keramaian dan kegiatan manusia menjadi sunyi senyap.

Perkataan "bukit-bukit puri ditinggalkan" memberikan gambaran tentang benteng atau tempat perlindungan yang tadinya ramai, kini sepi. Hal serupa juga terjadi pada "hingar-bingar kota menjadi sunyi." Ini adalah kontras yang tajam dengan kehidupan kota yang penuh dengan suara aktivitas, perdagangan, dan interaksi manusia. Keheningan yang menggantikan hingar-bingar ini bisa diasosiasikan dengan kehancuran, pelarian, atau hilangnya penduduknya. Kota yang seharusnya menjadi pusat kehidupan, kini menjadi monumen kesunyian.

Lebih lanjut, ayat ini menyebutkan bahwa "tempat-tempat perburuan telah ditinggalkan." Aktivitas berburu, yang seringkali merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, baik untuk rekreasi maupun untuk sumber makanan, juga berhenti. Hal ini menunjukkan dampak yang meluas dari kondisi yang digambarkan. Hewan-hewan yang tadinya menjadi sasaran, kini bebas berkeliaran tanpa gangguan manusia.

Puncak dari deskripsi ini adalah "lenguhan lembu telah menjadi pemandangan bagi keledai hutan." Hewan ternak yang merupakan simbol kesejahteraan dan sumber daya manusia, kini dibiarkan merana, dan suara mereka yang mungkin terdengar di masa lalu kini menjadi latar belakang bagi keberadaan hewan liar. Ini adalah gambaran suram dari sebuah wilayah yang telah ditinggalkan oleh peradaban manusia, di mana alam mulai mengambil alih kembali. Keledai hutan, sebagai hewan liar, kini mendominasi lanskap yang sebelumnya dikuasai oleh manusia dan hewan peliharaan.

Namun, penting untuk diingat bahwa dalam konteks nubuatan Alkitab, gambaran kehancuran seringkali mendahului janji pemulihan. Ayat-ayat sebelum dan sesudahnya dalam pasal 32 Yesaya berbicara tentang kedatangan seorang raja yang adil dan pemerintahan yang membawa keadilan, serta pencurahan Roh Allah yang akan memulihkan tanah dan umat-Nya. Oleh karena itu, kesunyian dan kekacauan yang digambarkan dalam ayat 14 ini dapat dipandang sebagai tahap awal dari proses pemurnian dan persiapan untuk berkat yang lebih besar. Ketika bumi telah dibersihkan dari kejahatan dan ketidakadilan, maka kedamaian sejati dapat bersemi, seperti yang dinubuatkan untuk masa yang akan datang.